TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tasikmalaya sudah dua tahun ini berjaga dari balik bekas Depo Pasar Ikan, Indihiang.
Berjaga 24 jam dari tempat yang tak layak, membuat mereka berangan miliki markas setara yang ditampilkan dalam Film Hollywood.
Markas yang berlokasi di Sukarindik, Bungursari itu, hanya ada dua ruangan yang digunakan untuk para si jago merah beristirahat.
Baca Juga:Visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Ciamis Dipandang Sudah Tidak Relevan LagiPara Pecinta Kopi dari Belitung Sampai Sulawesi Tenggara Ngumpul di Rajadesa Kabupaten Ciamis, Ada Apa?
Adapun bangunan kolam ikan digunakan sebagai tempat menaruh perlengkapan tugas seperti, APD, helm, sepatu boots, yang tergeletak begitu saja di pinggiran.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran BPBD Kota Tasikmalaya, Boedi Santoso, ungkapkan keluhan anggotanya saat menghabiskan waktu di tempat yang mereka sebut seperti ‘kos-kosan’.
“Dibilang nyaman, ya enggak. Kalau kondisi kantor seperti ini kan, kita juga buat istirahat juga gak nyaman. Buat kesehatan juga gak baik. Kita berdempetan. Kadang, silih tumpuk,” tuturnya.
Selain ingin punya kantor tetap, Boedi dan para anggotanya kompak menjawab keinginan mereka untuk berpisah menjadi instansi yang mandiri secara administrasi dan pekerjaan rumah tangga.
Sebelum bergabung dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Damkar Kota Tasikmalaya sudah mengalami empat kali pindah penempatan.
Pada tahun 2003-2009 bergabung dengan Dinas Pekerjaan Umum. Di tahun 2009-2015 Damkar ditempatkan di Dinas Cipta Karya.
Kemudian, pada tahun 2015-2021 mereka bergabung di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Pada tahun 2021 hingga saat ini, mereka bernaung pada BPBD Kota Tasikmalaya.
Baca Juga:Sering Kekeringan, Warga di Purbaratu Tasikmalaya Ini Patungan Kelola Sanitasi Air BersihDamkar Kota Tasikmalaya Impikan Markas Seperti di Film Hollywood
“Ya iya atuh pak, impian itumah,” kata Eman Sulaeman, Komandan Regu 2.
“Kalo kita berdiri sendiri, secara mandiri bisa jadi setingkat dinas, setidaknya kita bisa leluasa untuk mengelola anggaran yang ada. Kita juga mungkin lebih leluasa untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan mana yang lebih prioritas,” timpal Boedi.
Hingga saat ini, dengan kondisi bangunan kantor yang tidak layak itu, Damkar Kota Tasikmalaya masih menggunakan fasilitas yang pengelolaannya di bawah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.(mg3)