TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Budayawan Kota Tasikmalaya Tatang Pahat menilai pemkot tahun ini lambat dalam menyiapkan acara perayaan ulang tahun atau Hari Jadi Kota Tasikmalaya ke-22.
Hal itu terlihat dari belum matangnya perencanaan dan persiapan untuk perhelatan tahunan itu.
Sampai saat ini koordinasi untuk acara HUT kota baru sebatas di level pemerintahan. Belum sampai kepada masyarakat.
Baca Juga:Pemkab Ciamis Mulai Susun Rencana Intervensi Lewat Rembug StuntingPendaftaran Prakerja Gelombang 60 Tahun 2023 Resmi Dibuka, Buruan Daftar Sebelum Telat!
“Harusnya ketika masuk bulan September itu konsep sudah final. Kami lihat sekarang koordinasi baru di level pemerintahan saja,” ujarnya kepada Radar, Jumat (25/8/2023).
Pria yang juga merupakan bagian dari Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT) itu menyarankan agar perayaan HUT Kota Tasikmalaya dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan penjaringan potensi di tingkat kelurahan hingga kecamatan yang melibatkan semua masyarakat.
Baru kemudian kelompok yang terbaik dari tiap kecamatan ikut dipentaskan pada acara puncak HUT di pusat kota.
“Selain iklim kompetisi potensi di setiap wilayah yang ada tumbuh, otomatis rasa memiliki akan event daerah juga terasa. Potensi yang terbaik di kecamatan, tampilkan di level kota. Jangan sebatas keseruan, hajat kota itu masyarakat di setiap teritorial ikut merasakan suasananya,” analisis Sutradara Film Arul Hadiah Terbaik ini.
Dengan cara penjaringan seperti itu, lanjutnya, pelaksanaan Tasikmalaya Oktober Festival yang merupakan bagian dari perayaan Hari Jadi Kota Tasikmalaya ke-22 akan lebih terasa.
Selain itu potensi dari tiap daerah juga akan terwadahi dan tersaring secara berjenjang.
Sehingga tidak akan menimbulkan kecemburuan kelompok lain. Selain itu cara tersebut juga akan membuat perayaan HUT kota tidak terasa monoton.
Baca Juga:Tidak Kenal Caleg dan Cawalkot Pemilu 2024, Warga: Kayak Beli Kucing Dalam KarungPustu Cintanagara Kabupaten Ciamis Akhirnya Hidup Lagi Setelah Sempat Rusak dan Direnovasi
“Identiknya, ultah Kota itu OPD pemkot saling tampil, bukan masyarakatnya. Maka saran kami di level kecamatan ada semacam gerakan itu, ambil dari bawah supaya mengkristal. Contoh di Kampung saya Ciherang Cibeureum, banyak komunitas pencak silat. Namun yang tampil di acara tingkat kota kan itu-itu saja,” sarannya.