Menjelang Hari Jadi Kota Tasikmalaya ke-22, Rakyat Kecil Masih Belum Sejahtera

hari jadi kota tasikmalaya
Ujang membantu pengendara keluar dari tempat parkir di kompleks olahraga Dadaha. (Foto: Ayu Sabrina B)
0 Komentar

Masih Ada Oknum Pandang Sebelah Mata Rakyat

Ujang juga bercerita, ia pernah kedapatan memandu parkir mobil berplat merah milik Pemkot Tasikmalaya.

Mengira akan diberi bayaran lebih, ia justru ditanyai tentang hak yang ia dapat dari jasa parkir.

Nih, kalo hari minggu suka ada mobil sekda atau wali kota, bayar parkir mah tetap 2000. Ada mobil mewah waktu itu yang gak mau bayar parkir cuman gara-gara alasannya tanah dan jalan ini milik negara,” lanjut Ujang.

Baca Juga:Rilis di Album Perdana DEWA 19 Tahun 1992, Lagu Kangen Sukses Menjadi All Time HitsCara Mudah Transfer Saldo DANA ke OVO dengan 3 Langkah, Lebih Cepat dan Praktis

Wios pak ulah dibayar kira-kira moal mah (Gak apa-apa pak jangan dibayar kalau memang tidak mau, red),”kata Ujang bercerita sembari melambaikan tangan tanda penolakan.

Ia juga menyinggung kasus-kasus oknum pejabat yang tidak taat bayar pajak. Hal ini baginya tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan pada masyarakat.

“Pemerintah sekarangmah kadang punya mobil ge bodong, lupa bayar pajak, kita we harus taat dan cepat bayar pajak,” ujarnya.

Dari kejadian itu, Ujang tidak menaruh lagi rasa penuh hormat pada pejabat. Baginya, siapapun yang menjabat hanya mendekat ketika Pemilu akan digelar.

Ah sami wae, bade koneng beureum kabeh ge nyangsarakeun. Menta (suara) hungkul (Ah sama saja mau kuning, merah, semuanya menyengsarakan. Hanya minta saja),” pungkasnya. (mg3)

0 Komentar