Sebab, tidak hanya di ruang-ruang tertutup yang membosankan, tetapi ada taman baca lesehan yang nyaman.
Hal ini, diakui Bode meningkatkan minat baca mahasiswa Unsil. Tidak hanya dari angka peminjaman buku tapi juga dari pola perilaku mahasiswa di kelas.
“Iya meningkat, bisa dilihat dari statistik kunjungan dan pinjaman. Setiap bulan, kita signifikan naiknya dari Januari 2023 saja mencapai 5580, sebelumnya kan hanya 2500,” kata Bode.
Baca Juga:Dana Bagi Hasil untuk Provinsi Jawa Barat Tidak Proporsional, Ridwan Kamil Lakukan Hal IniDua Wilayah di Kota Tasikmalaya Ini Sudah “Teriak” Minta Bantuan Air Bersih Akibat Kekeringan
Saat ini, perpustakaan juga sudah memiliki Unsil Library Publisher dan Teras Unsil yang bekerjasama dengan Radar Tasikmalaya, untuk mewadahi tenaga pendidik dan mahasiswa untuk menulis.
Terbaru juga ada SIGITA (Siliwangi Digital Pustaka), untuk mahasiswa dan masyarakat bisa akses buku digital lewat aplikasi.
Awalnya, mahasiswa kerap berkegiatan di pelataran gedung rektorat. Beberapa mahasiswa juga pernah menyampaikan aspirasi mereka, agar Unsil punya tempat berkumpul dan berdiskusi yang lebih nyaman. Adanya Perpus Unsil dengan wajah baru ini, menjawab keresahan tersebut.
“Dulu sering nggak kebagian kursi duduk di tempat baca, akhirnya menunggu dulu di luar perpustakaan. Sekarang, ada halaman perpustakaan dan opsi tempat lain untuk menunggu adalah cafe di samping perpustakaannya.
Ini bisa jadi opsi untuk berkumpul selain di halaman samping rektorat atau Sareko, Pendopo FKIP, food court Kopma, atau Taman FE yang sudah biasa dipakai mahasiswa untuk melakukan pertemuan,” kata Dila, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris.(mg3)