TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dinamika MUI Kota Tasikmalaya yang menuai suasana tidak harmonis di kalangan ulama tidak selayaknya terjadi. Terlepas kontoversi KH Ate Musodiq di Al-Zaytun, para ulama harus saling menghormati sama lain.
Status KH Ate di MUI Kota Tasikmalaya saat ini cenderung tidak jelas. Meskipun sebelumnya keluar SK pemberhentian dari Provinsi, namun SK tersebut dinilai tidak sah karena harus dikeuarkan MUI pusat.
Kondisi ini dinilai membuat hubungan antar ulama bisa menjadi canggung. Karena proses pemberhentian KH Ate seolah dilakukan tanpa adanya komunikasi apapun.
Baca Juga:Penumpang Gelap Kabel Jaringan Internet Bikin Lingkungan Kusut, Warga RW 15 Permata Intan Regency Kompak Bersikap TegasPolisi Ringkus 20 Tersangka Kasus Narkoba, Ada Perempuan Muda Terlibat Pesta Sabu di Tasikmalaya
Ketua PD Muhammadiyah Kota Tasikmalaya KH Iif Syamsul Arief menyesalkan dengan situasi yang terjadi. Termasuk rekomendasi pemberhentian untuk KH Ate oleh pengurus harian MUI Kota Tasikmalaya yang menurutnya tidak perlu. “Selain karena masa bakti yang sebentar lagi, pengabdian KH Ate juga perlu diapresiasi,” ucapnya saat menghadiri pembukaan pameran UMKM di Dadaha, Senin (21/8/2023).
Apalagi, KH Ate sendiri hadir di Al-Zaytun tidak mengatasnamakan Ketua MUI Kota tasikmalaya. Hanya saja jabatan itu disebut oleh pembawa acara pada saat itu. ” KH Ate juga kan tidak mengklaim hadir ke Al Zaytun sebagai ketua MUI,” katanya.
Di tambah, musyawarah tersebut pun menurutnya perlu dipastikan lagi keterwakilan ormasnya. Karena meskipun pengurus ormas, tidak berarti dia hadir sebagai delegasi ormas. “Sudah mewakili atau diberi mandat dari ormas terkait atau belum, ” ujar dia.
Terkait sikap dan penyataannya yang cenderung kontroversial, bukan berarti serta mereta langsung dihakimi. Karena akan lebih elok jika terlebih dahulu membuka ruang komunikasi sebagai proses tabayun.
Sejurus dengan itu Pembina Persatuan Umat Islam (PUI) Kota Tasikmalaya Asep Deni Adnan Bumaeri mengaku tidak berharap ada perganitan Ketua MUI dengan proses yang terjadi. Namun saat ini pengurus sudah sepakat untuk memberhentikan KH Ate. “Bagusnya saling menghormati satu sama lain,” ucapnya.