Teater Bimala Ajak Warga RW 10 Kujang Ciamis Berimajinasi

Teater Bimala Foundation
Teater dari Bimala Foundation. (Foto: Wawan Waluya/radartasik.id)
0 Komentar

Sebelum menginjak pada persembahan teater, beberapa kelompok penampil seni gerak dan lagu dari anak-anak RW 10 diberi kesempatan unjuk kebolehan.

Satu persatu mendapat giliran, kalau dihitung durasinya rata-rata 4 menit.

Lucu dan mengemaskan. Anak-anak kecil didandani layaknya orang dewasa, berlenggak lenggok dengan polosnya.

Sayang, lagu yang dipakai untuk mengiringi tarian semuanya lagu dewasa mainstream, lagu anak-anak tidak laku, mungkin kurang menarik dan tidak “menjual” atau Bangsa Indonesia kekurangan pencipta lagu anak-anak?.

Entahlah.

Baca Juga:Kopi Tanpa Kafein Lebih Aman untuk Penderita Gangguan Tidur dan Kesehatan JantungCalon Pemimpin Harus Punya Nilai Lebih, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Berbagi Tipsnya

Tepat pukul 21.30 WIB, Mame sudah siap dibelakang properti panggung sambil menyiapkan se ember cairan serupa cat berwarna putih, caping dari sembilu bambu, sarung motif kotak warna putih, penutup kepala (kupluk, red.) warna hitam, sebatang kayu dari batang pohon lapuk kurang lebih 50cm (termasuk akar dan batang) serta sebutir batu kecil mirip batu intan.

Gitar akustik mulai terdengar, berdenting, melodinya indah sengaja di setting untuk mukadimah.

Andi Slide yang main, dipetik namun tak sembarang, ada skillnya, nada harus tepat gak boleh sumbang, sepintas mirip Mas Alif-ba-ta maestro gitaris free style yang beken di kanal YouTube. Mana yang unggul, yaa.. bukan kapasitas penulis untuk menilai. Hehe

Sementara akustik gitar mulai dimainkan, Mame lengkap dengan kostum kaos oblong hitam, celan jeans biru, berselendang sarung, bercaping dan menjinjing ember muncul dari balik properti yang dibuat serupa bahtera lengkap dengan tiang layar.

Mulai dari posisi semula, Mame perlahan melangkah sambil melafalkan monolog menuju ke depan penonton.

Sampai di depan penonton, Mame berhenti jongkok sejenak sambil menampakkan gestur mencari, sembari kedua tangannya menggali rumput lapangan berulang kali.

Tak lama, gerak tangannya terhenti, ada benda kecil serupa intan menarik perhatiannya.

Baca Juga:Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Pastikan Tol Getaci Terkoneksi Sampai JogjakartaBupati dan Wali Kota Tasikmalaya Inisiasi Napak Tilas, Sengketa Aset Bagaimana?

Kemudian benda itu dibawa dan diberikan ke salah satu penonton, lagi-lagi sambil melafalkan monolog.

Bagian kedua lakon, Mame tampil mengenakan penutup kepala (kupluk) hitam hingga menutupi kedua matanya, berjalan sambil memangku batang kayu dari balik properti bahtera menuju posisi di depan penonton (setting posisi adegan pertama).

0 Komentar