“Selama dua kali gladi bersih dalam pengibaran bendera terdapat kendala yakni angin yang kencang. Sehingga membuat kain bendera sobek dan tali sling putus,” ujarnya.
Namun, kata dia, pihaknya pun tidak putus asa. Karena dengan tekad dan memiliki perjuangan, ketika ada kemauan pasti dapat membuktikan dan ada jalan.
“Kini masyarakat pun bisa melihat bendera merah putih raksasa yang berkibar di Bukit Panyangrayan,” katanya.
Baca Juga:Peduli Kesehatan Masyarakat, BRI Ciamis Salurkan CSR AmbulanceDosen Jurusan Ekonomi Unsil Tasikmalaya Dorong Pengembangan Ekowisata Budidaya Lebah Madu Pangandaran
Dengan adanya kegiatan ini, lanjut dia, mendapatkan apresiasi baik dari Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dan Dandim 0612 Tasikmalaya. Oleh karenanya, tahun 2024 bisa melanjutkan untuk mengibarkan bendera merah putih yang terbesar atau terpanjang untuk memperingati hari jadi Kabupaten Tasikmalaya dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Rencana pada tahun 2024 akan membuat bendera merah putih dengan panjang 392 meter dan lebar 17 meter,” ujarnya.
Dandim 0612 Tasikmalaya Letkol Inf R Henra Sukmadjidibrata mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Muspika Sukaraja, kepala desa, Karang Taruna, organisasi lainnya. Karena dengan pengibaran bendera merah putih raksasa ini, memiliki makna segala sesuatu butuh perjuangan dan kesungguhan.
“Adanya ini, karena ada kesungguhan dengan mempersiapkan satu bulan. Kemudian butuh perjuangan dalam mengibarkan, karena ada kendala saat pembentangan bendera,” katanya.
Artinya perjuangan dan kesungguhan itu, sama halnya saat merebut kemerdekaan bukan hal mudah dicapai oleh para pejuang. Dan kini sudah merdeka selama 78 tahun, perlu dipertahankan.
“Oleh karenanya, kita sebagai generasi muda, harus mengingat lagi sejarah. Supaya bisa mensyukuri dan dapat berbuat baik dalam membangun negara,” ujarnya. (riz)