SUKARAJA, RADSIK – Bendera merah putih raksasa berukuran 150×10 meter berkibar di Bukit Panyangrayan Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (19/92023). Bendera tersebut dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.
Danramil Sukaraja/1214-Komando Distrik Militer (Kodim) 0612/Tasikmalaya Kapten Inf Adie Jumali mengatakan, bendera merah putih raksasa tersebut berkibar di bukit Panyangrayan setinggi 340 mdpl. “Tujuan meningkatkan jiwa nasionalisme, khusus para generasi muda di Kecamatan Sukaraja dan umumnya di Kabupaten Tasikmalaya,” katanya kepada wartawan, Sabtu (19/8/2023).
Sebab, dalam pengibaran bendera merah putih raksasa ini disaksikan langsung juga para ratusan siswa, Karang Taruna, organisasi kepemudaan lainnya. “Tentunya berharap, saat melihat pengibaran bendera merah putih raksasa ini. Mereka bisa menanamkan rasa cinta tanah air,” ujarnya.
Baca Juga:Peduli Kesehatan Masyarakat, BRI Ciamis Salurkan CSR AmbulanceDosen Jurusan Ekonomi Unsil Tasikmalaya Dorong Pengembangan Ekowisata Budidaya Lebah Madu Pangandaran
Selanjutnya juga agar Kecamatan Sukaraja bisa dikenal luas di Indonesia, khususnya tempat wisata Bukit Panyangrayan. “Arahnya agar wisata ini dapat juga terangkat dan bisa dikelola potensi yang luar biasa,” katanya.
Selain itu, ternyata di balik kesuksesan mengibarkan bendera merah putih raksasa ini terdapat perjuangan. Itu mulai awal pengusulan yang mesti disetujui oleh unsur musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) Sukaraja, kepala desa, Karang Taruna, organisasi kepemudaan dan lainnya.
“Alhamdulillah ternyata kompak setelah saya koordinasi dengan unsur muspika, kepala desa, tokoh-tokoh masyarakat, pengelola bukit Panyangrayan, dan lainnya bersedia membuat bendera merah putih raksasa yang baru pertama kali di Kecamatan Sukaraja ini. Sehingga saya semangat kegiatan ini,” ujarnya.
Lalu untuk pembuatan bendera merah putih raksasa tersebut pekerjaan satu bulan sebelum pelaksanaan dan memakan biaya puluhan juta. “Pembuatan bendera merah putih raksasa tersebut melibatkan 4 penjahit dan kain yang dibutuhkan 12 rol. Tentunya dengan pembiayaan gotong royong atau swadaya dari unsur muspika, kepala desa dan lainnya,” katanya.
Setelah jadi pun ternyata bendera merah putih raksasa tersebut tidak bisa melawan kondisi alam. Karena dengan angin memiliki kecepatan 50 knot, bisa membuat bendera merah putih raksasa robek dan tali sling putus.