“Kang bade ngopi?” kata seorang pemuda bagian dari tim pawai karnaval jampana. Ditawari kopi, saya hanya tersenyum dan menolak dengan halus.
“Sarantuy kopi seep ti saprak tadi pawei, 1 renteng kopi habis selama karnaval tadi (red.), ujar si pemuda. Tak heran, pasalnya kopi sudah menjadi gaya hidup, partner kala sibuk maupun santai, tua apalagi muda, pas kalo dicolab sama pisang goreng, so.. pastinya sobat dalit rokok.
Pukul 09.00WIB upacara peringatan hut ke-78 Republik Indonesia dimulai. Kepala Desa Kujang, Ivan Abdul Jalal bertindak selaku Inspektur upacara.
Baca Juga:Belasan Ekor Kucing di Kabupaten Ciamis Mati Mendadak, Awalnya Tidak Mau Makan, Muntah dan KejangDusun Cicurug Mulai Kekeringan, Warga Ambil Air dari Sumur di Tengah Sawah
Satu persatu rangkaian upacara dilalui dengan lancar hingga tiba pada acara defile atau perform tiap dusun dihadapan Kepala Desa dan tamu undangan (stakeholder).
Satu perform yang menarik perhatian saya adalah pementasan seni dari tim karnaval Dusun Cintaharja, mengusung tema tradisional Bali.
“Wah.. niat pisan ieumah, total! (ini niat banget, red.)” kagum ku dalam hati. Kostum tokoh Rahwana, raksasa dan Hanoman, keren! Cosplay tokoh raksasa cukup detail, motif seni bali dipadupadankan dengan material sintetis ditambah sentuhan kreatif pembuat kostum jadinya kreasi bernilai seni.
Puluhan penari kecak mengenakan pakaian adat semacam sarung kotak-kotak putih hitam/ corak catur dilengkapi ikat kepala putih.
Tak ketinggalan, penari wanita mengenakan kostum meski tidak sempurna mirip penari aslinya yakni cukup dengan perpaduan jarik batik, kemben kuning, atasan hitam, selendang, kipas dan mahkota, namun cukup mewakili karakter yang dimaksud.
Selain penari utama, beberapa orang wanita berdiri posisi sejajar menghadap penari utama. Outfitnya, Jarik batik, atasan kebaya, kerudung hitam dan selendang kuning yang dijadikan ikat pinggang dilengkapi mangkuk kecil dilapis kertas berwarna emas berisi serpihan kertas warna serupa untuk di tabur selama pertunjukan.
Irama tari kecak menghentak dari awal sampai akhir, cak, cak, cak, cak, cak,.. tempo cepat harmonis dengan gemulai penari dan gestur khas Bali. Penari kecak memperagakan dua posisi berbeda, berdiri dan duduk bersila sambil mengangkat kedua tangan, merenggangkan jari jemari kemudian digerak-gerakkan dalam formasi lingkaran mengelilingi beberapa orang penari wanita.