SINGAPARNA, RADARTASIK.ID – Program kemiskinan tak ngefek, ini kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Ami Fahmi.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tasikmalaya menyoroti soal program penanganan kemiskinan ekstrem. Termasuk penyisihan 20 persen dari dana hibah dinilai tidak akan efektif apabila programnya hanya konsumtif.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Ami Fahmi mengatakan, persoalan kemiskinan ekstrem ini memang harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Termasuk program-program yang ditujukan untuk penurunan angka miskin ekstrem.
Baca Juga:Jelang Peparda, NPCI Kabupaten Tasikmalaya Jaring Atlet untuk Raih Prestasi MaksimalPartai Demokrat Kabupaten Tasikmalaya Juara, Ferry Willyam Calon Bupati Tasikmalaya
Ami pun menilai langkah Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto cukup baik dalam upaya penanganan kemiskinan ekstrem. Namun, seperti apa implementasinya dari para penerima bantuan hibah dalam penurunan miskin ekstrem di Kabupaten Tasikmalaya.
“Soal kebijakan itu kami DPRD tidak bisa mengintervensi. Kami hanya sebatas sampai kepada bantuan itu tepat sasaran dan terealisasi,” ucapnya.
Menurut Ami, dalam penanganan kemiskinan ekstrem ini harus benar-benar terskema dengan baik. Termasuk data harus benar-benar valid berapa jumlah masyarakat yang masuk kepada kategori miskin ekstrem di Kabupaten Tasikmalaya. Dengan begitu pemerintah bisa menentukan cara seperti apa dalam penanganannya.
“Definisi miskin ekstrem itu harus jelas. Misalnya sepereti apa sih masyarakat yang masuk kategori miskin ekstrem tersebut. Sehingga cara penanganannya pun jelas kepada sasaran dalam kriteria tersebut,” kata politisi PKB Kabupaten Tasikmalaya ini.
Lanjut Ami, kalau tidak disepakati atau ditentukan definisi atau kriteria dari miskin ekstrem itu akan sulit dalam mencapai target penurunan angka kemiskinan ekstrem.
Kemudian, programnya pun jangan hanya sebatas stimulan atau konsumtif. Karena bukan solusi dan menyelesaikan permasalahan, tapi bagaimana kita menciptakan UMKM wirausaha baru.
Jadi pada akhirnya bisa berdampak terhadap peningkatan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. “Kalau untuk sasarannya mungkin bisa saja kena dalam program konsumtif, tapi esensi penurunan dan penanganan kemiskinan ekstremmnya tidak akan dapat,” kata dia, menjelaskan.