TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya klaim sudah melakukan upaya dalam penanganan miskin ekstrem dan stunting. Namun untuk mengejar stunting 14 persen dan nol kemiskinan ekstrem pada 2024, pelu kerja sama agar bisa maksimal hasilnya.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tasikmalaya Dr H Mohammad Zen kepada Radar, Minggu (13/8/2023) saat hadir dalam acara Pendidikan Politik Partai Demokrat Kabupaten Tasikmalaya.
Sekda mengatakan sesuai instruksi Bupati Tasikmalaya agar semua organisasi perangkat daerah (OPD) termasuk dapat penanganan stunting dan miskin ekstrem. Termasuk juga Disdukcapil ataupun Dinas PU memiliki tugas khusus mengatasi kemiskinan ekstrem dan stunting.
Baca Juga:Jengkel Anak Main Judi Slot, Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Tasikmalaya Nekad Akhiri HidupNelayan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Syukur Laut, Ini Harapannya
“Oleh karenanya dalam rapat koordinasi rembuk stunting, sekaligus kita upaya penanganan kemiskinan ekstrem perlunya kerja sama. Sehingga Dinas PU tidak hanya berpikir infrastruktur saja dan Disdukcapil hanya perekam data saja, harus bagaimana menyelesaikan persoalan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting, katanya.
“Selanjutnya segera melibatkan ASN di Kabupaten Tasikmalaya menjadi bapak asuh anak stunting untuk mengatasi stunting. Sebab kita dalam penanganan akan sampai titik paling bawah,” imbuhnya.
Sambungnya, mengingat sekelas pusat saja yakni kementerian bukan berbau ekonomi, seperti Kemenpan RB saja harus berdampak terhadap penurunan stunting dan menyelesaikan miskin ekstrem pada 2024.
Karena bagaimana kondisi ke depannya lebih baik generasi penerus Indonesia, kalau kondisi stunting terus tambah dan kemiskinan ekstrem masih banyak.
Memang untuk hasil realita di lapangan stunting Kabupaten Tasikmalaya memiliki jumlah balita stunting 14.325 orang yang terdaftar dari hasil bulan penimbangan balita (BPB) tahun 2022.
Sedangkan untuk SSGI pengambilan datanya hasil survei mahasiswa di Kabupaten Tasikmalaya dengan mencapai 27,5 persen 2022.
“Oleh karenanya kita segera melakukan pendataan ulang melalui bulan penimbangan balita pada Agustus ini, bukan menggunakan SSGI patokannya karena hanya sampel. Setelahnya melakukan upaya secara masif untuk mengatasi stunting,” kata dia.
Baca Juga:Siswi SMAN 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Berprestasi di Korea, Ini Kejuaraan yang DiikutinyaPolitisi Bidik Ketua KONI Kabupaten Tasikmalaya, Ini Misi Hakim Zaman untuk Membawa Olahraga Makin Berprestasi
Sedangkan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya telah berusaha menekan hampir 50 persen miskin ekstrem, dulu sebanyak 30 ribuan sekarang tinggal 15 ribu. “Artinya upaya pemerintah daerah sudah nampak, tetapi kan tahun ini harus intervensi semua sekarang,” ucapnya.