INDIHIANG, RADSIK – Pegiat Lingkungan Asep Hidayat mengatakan kondisi daerah aliran sungai (DAS) sudah sangat memprihatinkan.
Dibutuhkan keterlibatan seluruh stakeholder hingga ke tingkat terkecil untuk menanganinya. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan juga evaluasi.
“Keterpaduan juga harus melibatkan Kearifan Lokal sebagai hasil harmonisasi budaya dengan alam sekitar serta penerapan nilai-nilai religius agama dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai,” tutur Asep kepada wartawan di Kota Tasikmalaya, Sabtu (12/8/2023)
Baca Juga:Kelurahan Cikalang Rencanakan Pasar Petualang Seminggu Sekali untuk Mendongkrak EkonomiSitus Pemerintah dan Lembaga Pendidikan Dimanipulasi Aplikasi Judi Online dengan Teknik Mirroring
Dia yang telah berkecimpung 45 tahun dan menjadi narasumber dalam pengelolaan permasalahan DAS di berbagai provinsi di Indonesia, mengaku sudah menyampaikan persoalan tersebut saat Focus Group Discussion yang dihelat Cabang Dinas Kehutanan Wilayah VI Jawa Barat bertajuk Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pekan lalu.
Asep mengusulkan agar pemerintah juga melibatkan unsur tokoh agama, seperti dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Tokoh agama memiliki peran yang penting dalam penanganan permasalahan lingkungan. Pasalnya tokoh agama dapat berperan membentuk mental dan karakter yang positif dengan pemberian fiqih lingkungan,” harap pria yang akrab disapa Abah Citanduy tersebut.
Dia menilai, sejauh ini sudah bermunculan kepedulian dan kepekaan tidak hanya dari stakeholder terkait. Seperti dari kalangan akademisi dalam menjaga kegiatan kesinambungan konservasi alam.
“Makanya kita dorong pelibatan beragam kalangan lebih dioptimalkan kembali, supaya bisa menjaga kelangsungan sumber kehidupan yang berada di aliran sungai,” kata Asep.(igi)