CIAMIS, RADARTASIK.ID – Keluarga Penerima Manpaat (KPM) Program Keluarga Harapan atau PKH di Desa Neglasari Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dilatih untuk mandiri.
Mereka diberikan pelatihan bercocok tanam di lingkungan rumah oleh pemerintah setempat.
Pelatihan diberikan secara bertahap dari mulai penyiapan media tanam, penyemaian benih tanaman sampai proses perawatan.
Baca Juga:Simak! Aturan Penggunaan Sepeda Listrik di Jalan, Ada Batas Usia Minimum, Lintasan yang Boleh Dilalui dan Standar KeselamatanPenanganan Daerah Aliran Sungai Memerlukan Keterlibatan Ulama untuk Menyadarkan Masyarakat
Pelatihan yang diselenggarakan pada Hari Sabtu (12/8/2023) itu dihadiri pemerintah kecamatan, BPP, desa dan KPM PKH.
Pendamping PKH Desa Neglasari Kecamatan Pamarican Yadi SHI menyampaikan kegiatan itu merupakan launching dari pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2).
Semula kegiatan itu berbentuk teoritis di dalam ruangan dan sekarang telah diimplementasikan menjadi praktek lapangan. Sehingga PKM PKH mandiri tidak sebatas angan-angan.
“Kita harus merubah image bertani identik dengan kotor-kotoran dan pekerjaan orang tua. Saat ini bertani bahkan bisa di udara (digantung) dan sebagainya,” ujarnya.
Dalam pelatihan itu dijelaskan bahwa media tanam yang disarankan adalah campuran antara tanah gembur dengan kotoran hewan hasil fermentasi yang sudah matang, sekam bakar, serta pasir dengan perbandingan 1:1:1:1.
Keempat bahan diaduk sampai rata, kemudian dicek dengan cara dikepal. Apabila sudah tidak lengket atau keras kemudian dimasukan ke plastik bekas atau pun polybag.
Untuk tanah gembur yang digunakan sendiri pelatih menyarankan agar menggunakan tanah yang berada di bawah rumpun bambu.
Baca Juga:Kelurahan Cikalang Rencanakan Pasar Petualang Seminggu Sekali untuk Mendongkrak EkonomiSitus Pemerintah dan Lembaga Pendidikan Dimanipulasi Aplikasi Judi Online dengan Teknik Mirroring
Bukan tanpa alasan, tanah di bawah rumpun bambu memang biasanya lebih gembur dan banyak mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman.
“Media tanam ini harus disiram pagi petang dan baru dapat ditanami setelah minimal empat hari,” ucapnya.
Kasi PMD Kecamatan Pamarican Siti Rohimah memaparkan kegiatan pelatihan itu merupakan langkah awal.
Rencananya kegiatan serupa akan dilaksanakan di empat dusun lagi tiap hari Senin dan Rabu siang.
Selain itu, sesuai jadwal, bulan September akan dilaksanakan praktek penyemaian dan penanaman, kemudian di bulan Oktober praktek pembuatan pupuk organik atau paku bumi.