TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Jelang Musyawarah KONI Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2024, beberapa ketua cabor mulai mengincar kursi ketua KONI.
Salah satunya Muhammad Hakim Zaman, ketua Cabang Olahraga Bidang Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Kabupaten Tasikmalaya.
Hakim mengaku, siap mencalonkan diri dalam perhelatan pemilihan ketua KONI Kabupaten Tasikmalaya yang akan datang. Ia pernah membawa PTMSI Kabupaten Tasikmalaya menjuarai Kejuaraan Nasional pada tahun 2018.
Baca Juga:15.700 Warga Kabupaten Tasikmalaya Miskin Ekstrem, Pemkab Diminta Hadirkan Program Langsung ke MasyarakatJelang Pilkades Serentak 2023 Kabupaten Tasikmalaya, Puluhan Calon Kepala Desa Ikuti Tes Tulis
“Tentu itu tidak mudah dicapai menjadi prestasi PTMSI Kabupaten Tasikmalaya. Selaku ketua Komisi II DPRD kabupaten Tasikmalaya, saya siap membawa KONI Kabupaten Tasikmalaya maju,” ujarnya kepada Radar, Rabu (9/8/2023).
Hakim mengatakan, melihat hasil Pekan Olahraga Provinsi Jabar kemarin, urutan Kabupaten Tasikmalaya cukup sangat memprihatinkan. Artinya ini menjadi pekerjaan rumah bersama agar olahraga Kabupaten Tasikmalaya kembali berprestasi.
Maka dari itu, kata dia, harus ada pembinaan jangka panjang, mulai tingkat SD dan SMP. Sehingga itu bisa diharapkan muncul bibit atlet prestasi yang luar biasa dengan pembinaan berjenjang.
“Pengurus KONI Kabupaten Tasikmalaya banyak yang berdomisili di Kota Tasikmalaya. Ini menjadi salah satu yang merupakan putra asli Kabupaten Tasikmalaya ingin memajukan dunia olahraga di Kabupaten Tasikmalaya. Kemudian bisa berbicara di level provinsi, nasional hingga internasional, sehingga ada kebanggaan tersendiri,” ucap politisi PKB Kabupaten Tasikmalaya ini.
Kemudian, kata dia, bisa dilihat juga keberpihakan pemerintah daerah terhadap KONI Kabupaten Tasikmalaya sangat minim. “Itu terlihat jauh sekali anggaran yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada KONI jika dibandingkan dengan kota/kabupaten lain di Jawa Barat,” ucapnya.
“Bisa ambil contoh untuk Depok, Bandung atau Bogor rata-rata di kisaran Rp 30-40 miliar per tahun. Sedangkan untuk Kabupaten Tasikmalaya hanya Rp 5 miliar per tahunnya. Dengan anggaran sebesar itu, tidak banyak yang bisa diharapkan,” sambung dia.
Hal ini kemungkinan ada kendala terkait komunikasi yang terjalin antara pengurus KONI dengan kepala daerah. “Saya kira bupati ketika diajak ngobrol atau berdisukusi untuk bisa memperhatikan dunia olahraga, saya kira sangat merespons, namun ini seperti ada sekat yang jauh,” ucapnya. (obi)