CIAMIS, RADARTASIK.ID – Jalan Raya Cijeungjing dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai “jalur tengkorak” di wilayah itu.
Bukan tanpa alasan stigma itu dilekatkan oleh penduduk setempat. Sebab beragam kecelakaan pernah terjadi di jalur tersebut yang menyebabkan korban luka hingga meninggal dunia.
Seperti diungkapkan Maman (40) warga Kecamatan Cijeungjing yang mengakui jalur tersebut memang sangat rawan sekali terhadap kecelakaan.
Baca Juga:Kabupaten Ciamis Masuk 5 Besar Zona Merah Radikalisme di Jawa BaratPerwakilan Pramuka Penggalang Kota Tasikmalaya Dilepas untuk Mengikuti Jambore di Sumedang
Sebagai penduduk setempat ia mengaku sudah sangat sering menyaksikan kecelakaan di sepanjang Jalan Raya Cijeungjing.
Mulai dari tabrakan motor dan mobil sampai tabrakan beruntun kedua jenis kendaraan.
“Bahkan teman saya, Aris, kepala Desa Karangkamulyan setahun kebelakang juga pernah jadi korban tabrakan di sana dan meninggal dunia,” paparnya Radar, Kamis (10/8) pagi.
Kecelakaan terbaru menimpa petinggi Kabupaten Pangandaran secara berturut-turut. Pertama Wakil Bupati Pangandaran H Ujang Endin yang sempat mengalami kecelakaan di jalur itu.
Kemudian beberapa hari kemarin Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata juga mobilnya bersenggolan dengan Honda Beat di jalur tersebut.
Selain itu saat lalu lintas menjelang serta setelah Lebaran, kecelakaan di jalur itu juga sangat sering terjadi.
“Pokonya jalur tengkorak. Banyak pengguna jalan meninggal dunia akibat kecelakaan di sini,” tuturnya.
Baca Juga:Lembaga Swasta Bantu Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya Kurangi PengangguranAsyiknya Camping di Tepi Sungai di Kawasan Pangalengan Kabupaten Bandung, Harga Tiketnya Cuma Segini Ternyata!
Menurut dia faktor penyebab utama seringnya terjadi kecelakaan di Jalan Raya Cijeungjing adalah lintasan yang lurus.
Sebab kecelakaan yang terjadi sebagian besar terjadi pada trek lurus. Para pengemudi maupun pengendara biasanya terpacu untuk melajukan kendaraannya pada kecepatan tinggi.
Sehingga semakin rawan terhadap kecelakaan.
Ia bercerita bahwa pernah sekali waktu mobil pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) terguling di jalur tersebut.
“Kebanyakan kecelakaan yang pada ngebut nyalip kendaraan lain,” tuturnya.
Warga lainnya Ade Risman (34) mengungkap bahwa kejadian di Jalan Raya Cijeungjing kebanyakan terjadi pada malam hari.
Seperti orang yang mengendarai mobil tengah malam, ngantuk, kemudian nabrak rumah juga pernah terjadi.