PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Ancaman el nino membuat petani Kabupaten Pangandaran semakin resah. Karena akan berdampak pada curah hujan yang menurun, dan terjadi kemarau panjang.
Seperti diungkapkan seorang petani di Kecamatan Parigi Nurjaman (50). Kata dia, saat ini untuk mengairi sawah saja sudah susah.
“Biasanya kalau sawah kekurangan air kita nyedot pakai mesin dari kali (sungai, Red). Sekarang kalinya sudah surut,” kata petani Kabupaten Pangandaran ini, Minggu 6 Agustus 2023.
Baca Juga:Bekas Galian Kabel Optik di Kabupaten Garut Dibiarkan Begitu Saja, Dewan: Jangan Gali Lagi Sebelum DibereskanTak Lagi Aesthetic, Bulak Sawah Kota Banjar Butuh Sentuhan, Ini Kata Wakil Wali Kota
Menurutnya, petakan sawahnya memang cukup luas, sehingga untuk mengairi lewat sungai memakan waktu yang lama. “Repot juga, ditambah sekarang hujan juga sudah jarang,” tuturnya
Saat ini, sawahnya akan memasuki musim panen. Petani Pangandaran ini berharap bisa panen dengan lancar. Namun, kata Nurjaman, untuk memulai tanam kembali akan kecil kemungkinan.
Petani Kabupaten Pangandaran Berharap Panen Lancar
Petani lainnya Rusdi (60) mengatakan, jika sudah dekat masa panen kekurangan air bukan suatu masalah. “Tapi kalau baru nanam, air sudah kurang, hasilnya akan jelek, bahkan padinya bisa mati,” katanya.
Rusdi mengatakan, kebanyak tipikal sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran adalah tadah hujan. “Jadi mengandalkan air hujan, bukan irigasi. Kalau memasuki kemarau akan sulit,” terangnya.
Di daerah lain, lanjut Rusdi, sebagian sudah ada yang panen lebih awal. “Ada juga yang terpaksa panen lebih awal, karena kena banjir,” tuturnya.
Namun, kata dia, kebanyakan kena hujan hingga banjir juga bisa membuat padi jelek. “Kalau mati enggak, paling kualitas bulir padi yang jelek, serba salah memang,” ungkapnya. (*)