TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Mandala Buleud merupakan objek wisata budaya yang mulai dirintis pada tahun 2014. Namun mulai beroperasi sebagai wisata pada tahun 2018.
Sebab pada awalnya Mandala buleud dibuat untuk tempat niis (bersantai), acara kumpulan komunitas, serta kegiatan adat yang bertujuan melestarikan peninggalan leluhur atas prakarsa sesepuh.
Wisata ini dikelola oleh komunitas Margaluyu 151 (komunitas adat) dan Jarambah (komunitas pecinta alam).
Baca Juga:Status SIKS-NG Berubah, Bansos PKH dan BPNT 2023 Akan Segera Cair?Kalangsari Pride Tak Kalah dari Pandawara, Komunitas Pecinta Lingkungan yang Lahir dari Kesamaan Visi Misi
Mandala buleud benar-benar dibuat dengan dedikasi para anggota komunitas tanpa ada campur tangan pihak lain.
Berlokasi di Desa Sukamulih Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya, nama “Mandala Buleud” , “mandala” yang berarti “sebagai tempat berkumpul” dan “buleud” dalam bahasa Indonesia berarti “bulat” yang dimaksud adalah ”membulatkan tekad dan niat karena Allah Swt”.
Juga ada makna lain dari kata “buleud” itu sendiri diambil dari sebuah tempat di sana yang berbentuk bulat yang menyerupai alat musik tradisional seperti “gong”.
Ciri khas di lokasi wisata tersebut terdapat bangunan-bangunan yang terbuat dari kayu dan masih menggunakan bilik khas rumah – rumah zaman dahulu.
Ini sesuai dengan petunjuk dari leluhur bahwa di tempat tersebut memang ada beberapa lokasi yang tidak boleh membangun suatu bangunan menggunakan bahan semen yang membentuk menjadi tembok.
Pada akhirnya, pengelola di tempat tersebut hanya membangun beberapa bangunan bertahap menggunakan bahan – bahan alami murni hasil dari alam.
Dari setiap bangunan tersebut memiliki makna tersendiri, karena masing-masing dari bangunan tersebut dibangun sesuai dengan perintah dari leluhur nya.
Baca Juga:Ini Dia Tempat Wisata di Tasikmalaya yang Belum Banyak Orang Tahu, Sasak Akar SantoaanNicke Widyawati, Wanita Asal Tasikmalaya Ini Layak Jadi Calon Wakil Presiden 2024, Hartanya Capai Rp 98 Miliar!
Fasilitas yang dimiliki oleh taman wisata tersebut adalah, beberapa bangunan bersejarah yang masing masingnya memiliki makna.
Bale bentang untuk tempat niis (bersantai), dua buah kolam renang untuk anak-anak dan dewasa, terdapat pula museum yang berisikan artefak-artefak batu zaman peninggalan kerajaan yang terdapat di wilayah tersebut.
Juga beberapa spot foto (taman bunga, taman buleud yang berbentuk gong), dan tidak lupa pemandangan yang indah dan dibarengi dengan udara yang sejuk.