Selain tawasulan dan pengajian bulanan juga ada kegiatan-kegiatan lain seperti pentas musik, workshop-workshop, pentas seni lukis dan masih banyak lagi.
Ada sesuatu yang unik dalam forum ini dimana setiap pertemuan dalam rangka ngaji bareng perempuan dan laki-laki tidak dipisahkan tempat duduknya seperti layaknya pada pengajian-pengajian yang kerapkali diikuti masyarakat pada umumnya.
Pada saat ditanya terkait hal ini Ang Saepul Millah salah satu tokoh penggerak utama dalam Lingkar Daulat Malaya memberikan jawaban.
Baca Juga:Komunitas Cermin Tasikmalaya Menjaga Kebudayaan dari Ancaman Kepunahan Akibat ModernisasiMengunjungi Objek Wisata Budaya Mandala Buleud di Kabupaten Tasikmalaya, Bisa Camping, Selfie dan Menggali Sejarah
“Karena ketika kita datang pada sebuah majelis ilmu laki-laki dan perempuan itu tidak ada, yang ada itu adalah manusia. Toh buktinya yang diukur oleh Allah itu bukan identitasnya tapi ketaqwaannya, sehingga ketika kita dimajlissan kita memiliki kesempatan yang sama dalam melontarkan argument dan ngaji bareng, kesempatan bagi laki-laki dan perempuan adalah sama sebagai makhluk Allah,” papar Aang.
Maiyah Lingkar Daulat Malaya meyakini bahwa persaudaraan adalah bagian daripada ilmu. Persaudaraan lebih utama daripada ilmu dan persahabatan lebih penting dari kepandaian.
Dimana ilmu yang kita miliki harus menghasilkan dampak dan manfaat yang baik kepada saudara disekitar kita, mensejahterakan dan mewujudkan kebahagiaan.(*)
Penulis: PPL UNIK Cipasung
Ahmad Alwi
Wildan Solihin N
Muhammad Galih Purnama
Shaid khudri
Uci