Ia menaksir, kegaduhan menyongsong pesta demokrasi pun kerap tidak bisa terelakan. Menjadi indikator kendurnya pemahaman kebangsaan, mulai dari persoalan masifnya gaungan ujaran kebencian, sehingga berpotensi memicu konflik antar masyarakat.
“Jadi kami harap lewat upaya ini, masyarakat sadar bagaiamana menyikapi momentum pesta demokrasi bukan jadi ajang perpecahan. Itu lah mengapa wawasan kebangsaan penting dikuatkan ditengah masyarakat,” kata dia.
Pelatihan tersebut melibatkan lebih dari 200 peserta berbagai segmentasi usia. Berasal dari 10 kecamatan se-Kota Resik. Salahseorang pemateri, Kasat Intel Polres Tasikmalaya Kota Hari SH mengungkapkan era globalisasi ini terkadang sudah sulit membedakan informasi yang beredar di masyarakat.
Baca Juga:3 Calon Kepala Sekolah di Kota Tasikmalaya Terancam Batal Dilantik? Imbas Lambatnya Rotasi Mutasi KepsekTak Ada Penerus, Tiga Kesenian dan Budaya Khas Ciamis Ini Akhirnya Punah
“Kita harus ambil hikmah agar proses berkehidupan ke depan kita hati-hati. Bicara kesatuan persatuan, era sekarang jadi salahsatu variabel yang sebelumnya tak muncul menjadi muncul, yakni perbedaan pandangan ditengah masyarakat membuahkan perselisihan. Padahal Bagaimana para pendahulu kita yang memperjuangkan negara ini, dengan ragam suku, keyakinan, latar belakang, tetap bisa merekatkan perbedaan menjadi kekuatan sebagai bangsa yang besar,” paparnya.
Pihaknya mengapresiasi edukasi semacam ini berangkat dari elemen masyarakat, dalam mengimbangi kondisi hari ini. Supaya generasi dan masyarakat umum kembal tertanam soal wawasan kebangsaan.
“Bagaimana menyikapi berkembangnya kejahatan hari ini. Kejahatan siber, tak pernah kita bayangkan dulu. Kini dengan mudahnya anak kita menyebarkan informasi di hape, tanpa ketahui betul kebenarannya. maka perlu kewaspadaan dalam share informasi. Jangan sampai tujuan baik, dari regulasi yang ada malah terjadi persoalan,” harapnya.(igi)