“Tentunya cara tersebut dianggap peserta lebih praktis dibandingkan dengan membuat telur asin secara konvensional,” tambahnya.
Pelatihan pun dilanjutkan oleh peserta dengan membuat VCO berbasis fermentasi. Dalam pelatihan ini, tim pengabdian dosen Faperta Unsil menyediakan inovasi mesin pemarut dan pemeras santan otomatis yang telah dirancang.
Karena memiliki mesin yang memudahkan peserta. Karena tidak harus memarut dan memeras santan secara manual menggunakan tangan sehingga lebih praktis.
Baca Juga:Hebat! SMK MJPS 1 Tasikmalaya Raih Juara 3 O2SN JabarDosen Unsil Tasikmalaya Digitalisasi Produk Kerajinan Golok Galonggong
“Setelah kelapa diparut dan diperas santannya menggunakan mesin, peserta tinggal mencampur santan dengan konsorsium mikroba fermentasi untuk mengoptimalkan perolehan VCO,” ujarnya.
Selain itu, dilanjutkan diskusi interaktif antara peserta dengan mahasiswa dan tim dosen. Kegiatan lalu ditutup dengan penyerahan alat dan bahan untuk membuat telur asin dan mesin pemarut dan pemeras santan kelapa kepada perwakilan masyarakat.
Perwakilan Peserta Pengabdian Dosen Faperta Unsil Enjang mengaku sangat mengapresiasi kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang diadakan oleh tim pengabdian Faperta Unsil. Terlebih adanya mesin pemarut dan pemeras santan kelapa, serta teknologi fermentasi yang telah dikenalkan bagi masyarakat di sini adalah hal baru.
“Hasil kegiatan ini juga diharapkan dapat dilanjutkan secara mandiri oleh masyarakat se tempat untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari mengelola VCO dan telur asin,”katanya. (riz/rls)