TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Penggantian Ketua MUI Kota Tasikmalaya sudah menjadi keputusan final dari pengurus. Penetapannya tinggal menunggu SK dari MUI Provinsi Jawa Barat.
Sekretaris MUI Kota Tasikmalaya KH Aminudin Bustomi mengatakan bahwa rekomendasi pemberhentian dan penggantian Ketua Umum masih dalam proses. Secara resminya, tentu harus berdasarkan SK dari pihak provinsi. “Tinggal menunggu SK, Insya Allah secepatnya,” ucapnya kepada Radartasik.id.
Meskipun saat ini pemberhentian dan penggantian Ketua MUI baru sebatas rekomendasi, namun sifatnya sudah menjadi keputusan. Artinya pihak provinsi susah dipastikan akan menerbitkan SK pemberhentian dan penggantian ketua. “Kalau keputusannya sudah final, kan hasil musyawarah pengurus sudah jelas,” katanya.
Baca Juga:Yayasan Pendekar Sima Matih Mahi Tasikmalaya Kuatkan Kepedulian Sesama Dengan Santuni 40 Anak YatimSoal Pernyataan Ketua MUI Kota Tasikmalaya di Al-Zaytun, Begini Pandangan Aktivis Mahasiswa
Wajar menurutnya jika pihak MUI Provinsi Jawa Barat menyerahkan keputusan ini ke pengurus MUI Kota Tasikmalaya. Karena secara mekanisme, keputusan memang ada di pengurus daerah. “Mekanismenya kan seperti itu, MUI Kota SK-nya dari Provinsi,” tuturnya.
Begitu juga dengan sosok penggantinya yang sudah diputuskan yakni diputuskan KH Asep Abdullah sebagai Ketua MUI Kota Tasikmalaya yang baru. Hal itu sudah sesuai dengan regulasi atau AD/ART di MUI. “Dan beliau juga Rois Syuriyah di PCNU,” katanya.
Di sisi lain, KH Ate Musodiq memenuhi undangan klarifikasi dari MUI Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut berkaitan dengan sikap dan pernyataannya di acara Al-Zaytun.
Dalam siaran langsung salah satu stasiun TV swasta nasional, Ketua MUI Jawa Barat KH Rahmat Syafii memaparkan hasil klarifikasi dengan KH Ate Musodiq. Di mana pihaknya menanyakan tujuan dari kehadirannya di Al-Zautun. ” Apa tujuannya, dalam kontek apa kemudian apa yang hendak dicapai,” ucapnya.
Dijelaskan KH Rahmat, hadirnya KH Ate yakni dalam rangka penelitian pesantren. Untuk mempelajari pola dan strategi yang diterapkan di Al-Zaytun. “Untuk mengetahui sejauh mana kemajuan yangh dicapai baik dalam pendidilkanm pesantren atau pun kegiatan lainnya,” ucapnya.