Gula semut, seperti halnya gula konvensional, dibuat dari nira aren. Namun, pembuatan gula semut memerlukan keahlian dan perlakuan tambahan agar nira aren dapat diolah menjadi kristal atau butiran halus yang mirip dengan gula pasir.
Tingkat keawetan gula semut lebih baik daripada gula konvensional karena kadar air dalam gula semut lebih sedikit bahkan tidak ada sama sekali, hal ini karena dalam proses pembuatannya gula semut dibuat dengan cara dikeringkan.
Hal penting lain untuk meningkatkan nilai jual gula semut yaitu packaging dan labelling.
Baca Juga:KH Ate: Salah Saya Apa, Kenapa Harus DiberhentikanPimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Resmi Ditetapkan Tersangka dan Ditangkap
Secara umum packaging dan labelling memiliki peran krusial dalam melindungi, mengidentifikasi, memasarkan, memberikan informasi dan membangun kesadaran merek bagi produk gula semut, serta memberikan pengalaman positif kepada konsumen.
Dalam melakukan pengemasan harus disesuaikan dengan jenis produk, kemudahan, dan ketahanan bahan untuk ukuran produk tersebut serta memiliki nilai keindahan sehingga menarik konsumen.
Begitupun dengan produk gula semut, terdapat beberapa pengemasan yang disesuaikan dengan berat bersih (netto) seperti satu kilogram, 500 gram dan 250 gram, dengan menggunakan standing pouch yang berbahan plastik ataupun kertas ada juga dengan toples atau botol yang dikemas menarik dan diberi label dengan rinci.
Antusiasme UMKM dan warga dalam mengikuti pelatihan ini sangat tinggi, hal ini dibuktikan dengan banyaknya warga yang mengikuti pelatihan, dan semangat mereka dalam mengajukan pertanyaan, serta rasa ingin tahu mereka mengenai bagaimana proses membuat gula semut serta packaging dan labelling yang menarik.
“Harapan kami, dengan adanya pelatihan ini, masyarakat Putrapinggan Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran mampu memproduksi gula semut serta membuat packaging dan labeling yang menarik sehingga kedepannya dapat menaikkan harga jual produk gula aren asli Putrapinggan,” pungkasnya.(rls)