CIAMIS, RADARTASIK.ID – Puluhan warga Kabupaten Ciamis menjadi korban penipuan ‘mantri’ keliling bank plat merah, berinisial P.
Mereka rata-rata adalah kawula muda yang belum terlalu memahami tentang perbankan.
Modusnya adalah meminjam KTP dan KK dengan iming-iming akan memberikan uang Rp 1 juta rupiah kepada korbannya.
Baca Juga:Buat yang Belum Tahu, Inilah Perbedaan Mendasar Glamping dengan CampingChery Tiggo 8 Pro, SUV 7 Penumpang dengan Sunroof Besar dan Sensor Bagasi Otomatis
Ketika menyerahkan KTP dan KK, para korbannya diminta menandatangani berkas. Setelah KTP dan KK diambil, pelaku memang memberikan uang Rp 1 juta kepada tiap korbannya.
Namun petaka kemudian datang setelah itu. Para korbannya tiba-tiba mendapat tagihan atas pinjaman yang tak pernah mereka ajukan.
“Oknum itu hanya (menyerahkan) kepada korban justru Rp 1 juta setelah KK dan KTP-nya diambil oleh oknum tersebut,” jelas anggota Kabupaten DPRD Ciamis dari Fraksi Demokrat Nur Mutaqin saat dikonfirmasi Radar, Senin (31/7/2023).
Nur menyebut bahwa rata-rata korban penipuan sang Mantri adalah kaum muda. Akibat penipuan itu mereka mendapat tagihan cicilan atas pinjaman yang tak pernah mereka ajukan sebesar Rp Rp 40 juta hingga Rp 50 juta. Ternyata, berkas yang mereka tandatangani di awal, adalah berkas pengajuan pinjaman.
Ia pun menyebut bahwa sebagian besar korban penipuan itu adalah konstituennya. Terutama yang berasal dari daerah Kelurahan Sindangrasa Kecamatan Ciamis. Korbannya lebih dari 20 orang.
Saat ini proses pendataan terhadap para korban masih berlanjut. Karena penipuannya sendiri terjadi beberapa bulan ke belakang.
“Jadi oknum mantrinya itu mencari nasabah keliling termasuk konstituen yang ketipu dan meminta bantuan,” paparnya.
Baca Juga:Segudang Kelebihan dan Kekurangan Chery Omoda 5 yang Wajib Kamu Ketahui Sebelum MembeliMitigasi Bencana Kekeringan Akibat Kemarau, BPBD Ciamis Siaga Suplai Air Bersih untuk Warga
Nur menyampaikan, dalam aksinya, pelaku juga memberikan iming-iming akan memberikan bantuan berupa modal dan lain sebagainya kepada para korban. Akibatnya kini banyak para korban, yang bingung harus berbuat apa.
“Bahkan sampai orang tuanya kaget karena anaknya pinjam uang banyak Rp 50 juta yang keterima hanya Rp 1 juta,” jelasnya.