BANJAR, RADARTASIK.ID – Warga Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar berhasil menjaga kerukunan antarumat beragama. Meskipun, masjid dan gereja berdiri berhadap-hadapan, masyarakat setempat tidak ribut urusan perbedaan keyakinan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdiri di atas suatu perbedaan. Kemerdekaan Indonesia pun diraih dengan berbagai macam suku bangsa. Itu semua bersatu atas dasar negara atau ideologi Pancasila.
Keberagaman agama, suku bangsa, bahasa dan adat istiadat tidaklah menjadi suatu yang harus diperdebatkan. Justru harus dijadikan sebagai pemersatu keutuhan suatu negara. Dari mulai Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote semua bersatu padu untuk NKRI.
Baca Juga:Buat yang Belum Tahu, Inilah Perbedaan Mendasar Glamping dengan CampingAda Jadwal di Tanggal 17 Agustus Nanti, Para Fans Berharap Salma Salsabil Tampil di Istana Negara
Dasar-dasar itulah yang terus selama ini dijaga dan dirawat oleh masyarakat Indonesia bahkan menjadi perhatian negara luar.
Di atas perbedaan, keutuhan negara dapat terus terjaga. Hal ini yang terus dipertahankan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Banjar.
Sebuah kota di ujung Timur Selatan Provinsi Jawa Barat memiliki 2 suku bangsa dan adat istiadat serta keberagaman agama.
Masyarakat Sunda dan Jawa serta keberagaman agama tidak menjadikan daerah ini rawan akan konflik sosial. Bahkan, berdasarkan tingkat kondusivitas wilayah, Kota Banjar menjadi yang terbaik dibanding kabupaten atau kota di Provinsi Jawa Barat.
Menjaga Kerukunan
Di Desa Waringinsari terdapat 2 tempat ibadah yang berbeda. Namun warganya tetap kondusif. Bahkan saling mendukung satu sama lain di dalam kehidupan sehari-hari.
”Gambaran yang riil kerukunan hidup antarumat beragama di Banjar itu bisa dilihat di Desa Waringinsari,” ujar Wakil Wali Kota Banjar H Nana Suryana SPd MH kepada Radartasik.id, Senin 31 Juli 2023.
”Gereja berhadapan dengan masjid tetapi mereka tidak pernah ribut. Ketika ada acara kegamaan Islam mereka (nonmuslim) juga ikut berpartisipasi, begitu juga sebaliknya,” ungkap Nana Suryana.