“Karena percuma ekonomi tumbuh sementara yang menikmatinya hanya kelas tertentu,” katanya.
Terkait defsistnya APBD Ciamis tahun 2023 ini, ia mencontohkan, bahwa jika daya beli masyarakat Ciamis tinggi, pemerintah daerah tidak harus memaksakan melakukan intervensi dengan belanja-belanja modal saat pendapatan daerah tidak mencukupi.
Sebab, ketika daya beli masyarakat bagus, hanya dengan mengandalkan belanja masyarakat saja, uang sudah bisa berputar pada berbagai sektor dan akan memberi multiplier effect pada berbagai sektor.
Baca Juga:Kadesnya Maju Jadi Caleg, Desa Sukaraja Kabupaten Ciamis Diisi PenjabatTernyata Ini Alasan Para Kepala Desa di Kabupaten Ciamis Nyaleg dan Mundur dari Jabatan Kepala Desa
“Mengatasi defisit APBD dengan pinjaman daerah ke lembaga bank atau non bank adalah solusi jangka pendek yang tidak menyelesaikan akar masalah. Mengkonstruksi dan mendiseminasikan pikiran besar tentang kemandirian fiskal daerah ditambah dengan terus memperkuat paradigma pembangunan berbasis masyarakat, itulah yang akan mewujudkan kemandirian fiskal Ciamis dalam jangka panjang,” paparnya.
Menurutnya, penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Ciamis 20 tahun ke depan 2025-2045 yang akan dimulai tahun 2023 ini, bisa dijadikan momentum oleh semua pihak untuk bersama-sama dengan birokrasi, akademisi, pengusaha dan media mencurahkan segenap pemikiran menyusun blueprint kemandirian fiskal agar lepas dari defisit anggaran.
“Tentunya di masa mendatang demi mengakselerasi pembangunan menuju mandiri ekonomi bahagia untuk semua,” pungkasnya.(isr/rls)