Diantaranya yang sudah berjalan baik adalah program Sadesa. Yakni program satu desa satu penghafal Al-Qur’an.
“Di Jabar ada 5.300 desa, cita-cita saya selama lima tahun memimpin Jabar, Insyaallah target tiap desa punya satu penghafal Qur’an,” ujar suami Atalia Praratya itu, optimis.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menyebut jika pihaknya telah memberi beasiswa ke sejumlah anak desa yang kemudian disebar ke pesantren tahfizh dengan maksud agar mereka jadi penghafal Al-Qur’an.
“Mudah-mudahan mereka pulang bisa memberi manfaat bagi masyarakat,” tuturnya semringah.
Baca Juga:Program Electrifying Agriculture PLN Tumbuh 22,28 Persen, NTT Jadi Provinsi Pengguuna EA TertinggiAPBD Kabupaten Ciamis Defisit Rp 300 Miliar, SKPD Diminta Genjot PAD
Tokoh harapan nomor satu versi survei RMOL pada awal tahun 2021 itu, menegaskan bahwa dirinya ingin menggunakan kekuasaan untuk dakwah dengan sebaik-baiknya.
“Semoga di akhir jabatan saya, seluruh wilayah Jabar sudah punya banyak penghafal Alqur’an,” tekadnya.
Selain itu, ia juga memiliki program dakwah digital. Program ini dikemas dalam acara live IG RK dan pendakwah yang bisa diikuti masyarakat luas.
Kemudian ada juga English for Ulama. Pada program ini, lima peserta terbaik dikirim ke Eropa untuk dialog.
Menurut Ridwan Kamil, pemahaman, pengertian dan kedamaian bisa didapat buah dari rajin berkomunikasi.
“Kan kalau mau menguasai Alquran dan Hadis, mesti belajar bahasa Arab. Jika ingin menguasai dunia, ya kuasai bahasa pergaulan yaitu bahasa Inggris,” pesannya.
Ada juga program One Pesantren One Product (OPOP). Yakni program satu pesantren satu produk. Pada pelaksanaan program ini, sebanyak 1.200 pesantren diberikan modal oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Baca Juga:Di Kabupaten Ciamis Masih Tersisa 4.000 Honorer Lagi Menunggu Diangkat Menjadi PPPKAlhamdulillah! 1.159 PPPK Formasi Tahun 2022 Kabupaten Ciamis Akhirnya Dilantik dan Terima SK Pengangkatan
Berkat program itu, sekarang ada pesantren yang sudah punya pabrik roti dan pabrik sabun. Sehingga mereka bisa menghidupi warga pondok.
Tidak ketinggalan juga program Maghrib mengaji sampai Isya. Selain mencerdaskan anak-anak dalam bidang keagamaan, program ini juga bertujuan agar anak-anak tidak main hape terus.