Pertama, penerapan komunikasi dengan mengurangi orientasi dan tendensi komunikasi yang hanya ingin “mempengaruhi” atau bahkan “mengalahkan” orang lain sekaligus memenangkan diri sendiri, hingga komunikasi harus dijadikan sebagai suatu percakapan yang terus terbuka, dan perlu adanya kesediaan untuk mendengar dan memahami rekan komunikasi.
Kedua, menghindari budaya komunikasi yang bersifat narcissist- yang selalu berorientasi terhadap diri sendiri, atau conversational narcissism – sebuah kecenderungan untuk mengarahkan semua percakapan menjadi tentang diri sendiri dan tidak tertarik dengan apa yang orang lain katakan.(*)