TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS dilakukan sekolah, sejatinya dijadikan momentum awal untuk menanamkan memiliki kesalehan, mandiri, prihatin dan bertanggung jawab yang puncaknya memiliki akhlak mulia.
Adapun di Jawa Barat, dalam MPLS memiliki tema Karakter Masagi Mewujudkan Peserta Didik Juara Lahir Batin untuk Menjadikan Indonesia Maju.
Hal itu disampaikan langsung Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII Tasikmalaya Dedi Suryadin saat hadir pembukaan MPLS di SMKN 1 Tasikmalaya, kemarin.
Baca Juga:PT Budiarti Group dan BPRS Al Madinah Tasikmalaya Jalin Kerja Sama, Permudah Masyarakat Memiliki Rumah KomersilUnsil Tasikmalaya Bantu Tekan Kasus Stunting, Beri Penyuluhan Pencegahan dan Penanganan pada Ibu-ibu
Kata Dedi, momentum MPLS ini diharapkan siswa tertanam karakter Masagi. Itu dasarnya visi misi Gubenur Jawa Barat yang terjemahan dari juara lahir batin sehingga membutuhkan karakter Masagi.
“Konsepnya siswa baru dalam MPLS ini harus memahami apa itu niti surti, niti harti, niti bukti, niti Bakti, dan niti sajati. Tentunya untuk memiliki karakter Masagi tersebut,” katanya.
Untuk itu, ia pun menjelaskan tahap pertama karakter niti surti adalah kebersihan ataupun kelapangan hati. Tentunya harus berkeyakinan dengan nilai-nilai ketuhanan.
Tahap kedua niti harti, penekanannya daya nalar akademis. Untuk itu memiliki dasar keterbukaan wawasan baik teknologi, budaya,dan ekonomi.
“Oleh karenanya, perlu memiliki semangat belajar, sebab tanpa belajar tidak didapatkan nalar akademisnya,”ujarnya.
Tahap ketiga, niti bukti yang harus memiliki karya. Seperti harus membuat produk pendidikan yang bisa beradaptasi di Abad 21 ini.
Tahap keempat niti bakti, artinya diharapkan mampu mandiri dan bisa berbagi. Artinya selain memiliki karya berbagi karya bagi rekan ataupun negeri ini.
Baca Juga:Siswa SMAN 6 Tasikmalaya Berprestasi di FLS2N, Kemudian Sukses Cover Lagu Domba KuringPanen Hadiah Simpedes Periode 2, BRI Ciamis Hadiahi Nasabah Unit Awiluar Mobil Toyota Avanza Tipe G
Selanjutnya niti sajati, menjadi pribadi yang utuh. Di sinilah butuh proses dan tidak mudah, oleh karenanya butuh dukungan komitmen dan ijab kabul antara orang tua dan sekolah.
Sebab walaupun sekolah sudah menyiapkan kurikulum terbaik. Tetapi di sisi lain ada yang tidak disetujui oleh orang tua, sehingga perlu kesepakatan bersama pendidikan ke arah mana?.
“Dalam menentukan ke arah mana itu lah perlu ada langkah awal seperti pada pembukaan MPLS ini. Tentunya untuk mengajak orang tua, agar mengetahui kurikulum yang diberikan sekolah kepada siswa,” katanya.