CIAMIS, RADARTASIK.ID – Lebih dari seratus mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Ciamis dan Kota Banjar mengikuti Seminar dan Lokakarya Semarak Literasi Digital Mahasiswa dengan tema “Semangat Pancasila Lahirkan Mahasiswa Anti Hoaks” pada Sabtu, 15 Juli 2023 di Aula Hotel Tiara Ciamis
Ketua Jabar Saber Hoaks Alfianto Yustinova mengatakan menjelang tahun politik 2024, JHS gencar mengadakan program edukasi literasi digital.
Tujuannya meningkatkan literasi masyarakat Jawa Barat agar dapat mengidentifikasi kebenaran informasi yang beredar.
Baca Juga:PLN Kolaborasi dengan PNG Power untuk Pasok Listrik di Perbatasan Papua NuginiPLN Mengambil Langkah Agresif dalam Transisi Energi Melalui 28 Jalinan Kerjasama pada EBTKE Conex 2023
“Mengedukasi dengan target pemilih pemula. Mengantisipasi hoaks. Mengajak mahasiswa Ciamis dan Kota Banjar untuk perangi hoaks,” ujarnya.
Hoaks adalah berita bohong. Masalah ini masih menjadi momok menakutkan yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Kami tidak hanya sekadar melakukan counter hoaks tapi juga mengantisipasi. Langkah-langkah (untuk) mencegah terjadinya polarisasi seperti tahun 2019 lalu,” jelasnya.
Menurut Alfinato Jabar Saber Hoaks telah membentuk Unit Saber Hoaks di 23 kabupaten/kota yang semuanya telah melakukan penandatangan kerja sama.
Tujuannya tak lain untuk menangkal dan mengklarifikasi hoaks yang menyebar di daerah. “Untuk empat daerah lainnya dalam proses, memang ada keterlambatan dalam pengajuan,” ungkapnya.
Sementara, Ketua Komisi 1 DPRD Jabar Bedi Budiman menyebut kegiatan Diskominfo Jabar bersama mahasiswa itu merupakan isu yang menarik dan relevan.
Yakni mengajak para mahasiswa sebagai masyarakat yang intelek agar memiliki kesadaran memerangi hoaks.
Baca Juga:Sukses Menerapkan SMK3, PLN UIT JBT Raih Penghargaan K3 dari KemenakerDinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya Kuatkan Kapasitas UMKM dari Hulu Hingga ke Hilir
“Hoaks ini kan produk intelek. Bikin fitnah itu pakai ilmu, kebohongan pakai ilmu. Oleh karena itu penjaga moralnya juga harus berilmu. Harus memahami karakteristik dan corak dari prilaku media sosial, mulai dari konten hingga jaringannya,” jelasnya.
Menurut Bedi, berita bohong atau hoaks dapat menyebar dengan mudah lantaran masyarakat sangat awam terhadap isu yang dihembuskan. Produk intelektual tersebut dapat menjadi sebuah propaganda berbahaya bagi masyarakat.