TASIKMALAYA, RAARTASIK.ID – Untuk mendukung Pengembangan UMKM berkembang di Kota Tasikmalaya, BDC Amanah Sukapura akan melakukan verifikasi dan evaluasi KSM. Salah satunya dengan penerapan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan KSM.
Hal itu menjadi salah satu pembahasan dalam rapat koordinasi KSM di bawah Bussines Development Center (BDC) Amanah Sukapura di kantor Bappelitbangda Kota Tasikmalaya, Selasa (12/7/2023). Pengurus berencana melakukan evaluasi untuk membenahi profesionalisme Kelompok Swadya Masyarakat (KSM) supaya tidak stagnan.
Ketua BDC Amanah Sukapura Beng Haryono mengatakan pihaknya memiliki sekitar 382 KSM. Pihaknya akan melakukan verifikasi perkembangan usaha mereka. “Mana yang masih tunas, tumbuh berkembang dan mana yang sudah mandiri,” ungkapnya.
Baca Juga:5 Bakal Calon Wali Kota Tasikmalaya Untuk Pilkada 2024 Akan Adu Gagasan di “Panggung Sang Pemimpin”Orang Tua Bikin KK Palsu Demi Loloskan Anak di Jalur Zonasi PPDB 2023 di Tasikmalaya
Hal ini sebagai bahan upaya pelatihan kepada KSM kedepan. Karena pihaknya ingin KSM yang ada di bawah naungannya bisa berkembang dan mandiri. “Kita ingin setidaknya 100 KSM bisa mandiri,” ucapnya.
Berkembangnya KSM tentunya akan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengembangan UMKM. Karena bagaimana pun UMKM merupakan salah satu penggerak roda perekonomian yang cukup vital. “Alhamdulillah sekarang paling jauh sudah ada KSM yang produknya dipasarkan di Sumatra,” ucapnya.
Untuk KSM yang sudah mandiri, bukan berarti akan dilepas begitu saja. Pihaknya tetap akan melakukan pendampingan supaya tidak kembali turun kelas. “Tetap kita dampingi dan ikut mendorong pengembangannya,” terangnya.
Konsultan BDC Ateng Zaelani menambahkan bahwa ke depannya BDC perlu melakukan pelatihan manajemen keuangan juga. Supaya KSM-KSM mampu mengatur mana yang harus dipertahankan sebagai modal, untuk pengembangan dan untuk dikonsumsi. “Jadi tidak hanya sekadar mendapatkan laba,” ucapnya.
Banyak kasus di KSM dan pelaku UMKM secara umum merasa sudah merasa untung ketika mendapat laba. Namun pemanfaatan laba tidak dikelola secara jelas sehingga tidak membuat usahanya berkembang. “Omsetnya sudah besar nih, tapi ternyata tidak jelas digunakan untuk apa saja,” katanya.
Komite BDC Lugina Megawan mengatakan bahwa masing-masing KSM memiliki kendala yang berbeda-beda. Maka dari itu perlu klasifikasi lebih spesifik agar pelatihan yang diberikan bisa sesuai dengan kebutuhan. “Karena kendalanya tidak bisa disamaratakan semua, ada yang soal pemasaran, branding, pengemasan dan lain-lain,” ucapnya.