Sumbatan sampah di sungai, khususnya sungai saluran tersier, kata Ahmad, berdampak langsung terhadap masyarakat pertanian khususnya pada petani padi.
Lantaran air yang mengalir ke sawah tercemar, serta terkontaminasi limbah dapur dan sampah yang berasal dari konveksi.
Tak hanya petani padi, pembudidaya ikan pun terganggu karena perkembangan pertumbuhan ikan dan ekosistem udara menjadi lambat bahkan terkuras dan merugi.
Baca Juga:Jembatan Baru Ciamis-Tasikmalaya Akan Mulai Dibangun Tahun 2025, Pembuatan DED Ditarget Tuntas Tahun IniCiamis Akan Bangun Jembatan Baru yang Akan Menunjang Exit Tol Getaci, Akses Warga ke Tasikmalaya Juga Akan Lebih Mudah
“Sangatlah mengganggu, di sungai kecil seperti Cilamajang, Cikunten, Cipari jika ada gundukan sampah sangat mengganggu sekali apalagi resiko sisa zat kimia dari limbah konveksi sangat lah mengganggu termasuk bahaya residu kimianya terhadap petani ikan yang berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas hasil panen petani yang membudidayakan perikanan,” kata Ahmad
Dia menambahkan saat ini potensi alam dan sumber daya manusia di wilayah Kota Tasikmalaya masih cukup besar.
Di sebagian wilayah binaannya saja terdapat 18 gabungan kelompok tani yang menaungi beberapa kelompok tani yang tersebar di beberapa kelurahan di kecamatan Kawalu dan Mangkubumi.
“Potensinya masih cukup besar, jumlah kelompok tani saja ada 53, jumlah KWT (Kelompok Wanita Tani) 153 dan jumlah total dari masyarakat pertanian baik di padi dan perikanan berjunlah 684 kelompok, dari data yang diperoleh tahun 2017 luas lahan baku sawah luas 5.826 ha , sedangkan luas lahan tegalan atau kebun hektare,” pungkas Ahmad.(igi)