RADARTASIK.ID— Indah banget Prolog Opening Nabila Taqiyyah Idol sebelum perform di konser off air, benar-benar puitis dan bikin meleleh.
Nabila Taqiyyah saat konser off air kini memiliki ciri khas saat akan memulai performanya dengan memperdengarkan rekaman prolog suara lembutnya sebagai opening.
Prolog opening Nabila Taqiyyah ini terdengar sangat indah dengan kata-kata puitis yang membuat meleleh setiap orang yang medengar.
Baca Juga:Lirik Lagu Menjadi Dia, Single Tiara Andini yang Dibawakan Nabila Taqiyyah pada Konser Musik Langit Benderang 2023 di Stadion Manahan SoloResep Mie Gacoan ala Chef Devina Hermawan, Cocok untuk Penyuka Pedas! Cara Bikinnya Praktis dan Ekonomis, Rasa Jangan Ditanya!
Salah satu prolog yang membuat merinding yaitu ketika Nabila Taqiyyah tampil sebagai bintang tamu di acara Konser Musik Langit Benderang yang digelar Sabtu, 8 Juli 2023 di Stadion Manahan Solo.
Ribuan penonton yang hadir di acara Konser Musik Langit Benderang Solo ini dibuat merinding dengan opening performa Nabila Taqiyyah.
Sebelum Penampilan berlangsung, layar besar di panggung konser di Stadion Manahan Solo ini menampilkan prolog dengan suara lebut Nabila Taqiyyah sebagai opening performanya.
Isi Prolog yang sangat epik ini berisi ungkapan pahit getir perjalanan Nabila Taqiyyah yang disampaikan dengan puitis dan dramatis menyentuh kalbu.
Pada Prolog tersebut, Nabila juga menyapa penggemar dan mengungkapkan rasa cinta dan terima kasih untuk para fans yang akrab disapa The Nab Lovers.
Prolog Opening Nabila Taqiyyah Idol Sebelum Perform di Konser Off Air
Berikut cuplikan isi Prolog Opening Nabila Taqiyyah sebelum perfom, yang bikin merinding ribuan penonton yang memadati stadion.
Prolog pertama yaitu ungkapan puitis Nabila yang terdengar menyayat hati dan bikin meleleh.
Baca Juga:Result Babak Judge Cuts 3 Indonesia’s Got Talent 2023, ada 12 Kontestan yang Berhasil Lolos ke Babak Quarter FinalLink Nonton Live Streaming Indonesia’s Got Talent 2023, Babak Judge Cuts ke 3 Semakin Seru, Banyak Kejutan dari Penampilan Para Talenta
“Hampir menyerah, kuterbalut membayangkan luka yang bersandar di tubuh”
“Dan jiwa yang terasa mati, seakan-akan sendiri”