TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Jebolnya kanstin atau pembatas di Pedestrian Jalan Cihideung memang memudahkan pedagang untuk angkut barang. Namun pengurus PKL Jalan Cihideung menegaskan pedagang tidak ikut terlibat dalam perusakan tersebut.
Pengurus PKL Jalan Cihideung Adang Sutiawan mengatakan pedagang tidak tahu menahu mengenai penjebolan itu. Meskipun dengan begitu para pedagang bisa lebih mudah untuk akses angkut barang. “Jadi atas inisiatif sendiri,” ungkapnya.
Menurutnya maksud dari pelaku agar bisa memudahkan akses. Namun pihaknya pun menyesalkan karena tidak ada komunikasi apa-apa, pelaku langsung menjebol pembatas tersebut. “Kalau dikomunikasikan dengan pengurus kan bisa dicari solusinya,” ucapnya.
Baca Juga:Pedestrian Jalan Cihideung Dirusak, Tidak Sampai 12 Jam Polisi Sudah Amankan PelakunyaSoal Maraknya Peredaran Miras, Begini Kata Sekda Kota Tasikmalaya
Pihaknya juga menyesalkan perbuatan pelaku yang langsung mengambil langkah sendiri. Namun dia pun bersyukur karena persoalan tersebut bisa selesai dengan jalan mediasi. “Orangnya sudah bikin surat pernyataan juga,” terangnya.
Sebelum proses mediasi, Polsek Cihideung juga memanggil pengurus untuk melakukan klarifikasi. Sampai akhirnya semua sepakat untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan musyawarah.
Sebagaimana diketahui, kanstin atau pembatas di pedestrian Jalan Cihideung dijebol oleh tukang becak sekaligus buruh angkut barang. Polisi langsung bergerak cepat mendatangi lokasi serta mengamankan pelaku.
Kapolsek Cihideung AKP Erustiana mengatakan pihaknya langsung gerak cepat setelah mendapat laporan warga. Pihaknya pun mengumpulkan keterangan dari warga mengenai kejadian tersebut. “Tidak begitu sulit, kami langsung dapat petunjuk pelakunya,” ujarnya.
Diketahui, pelaku adalah Ru alias Boneng yang merupakan pengayuh becak. Polisi pun menjemputnya dan diamankan di Polsek untuk dimintai keterangan. “Yang bersangkutan juga langsung mengakuinya,” ungkapnya.
Boneng dengan sengaja merusak pembatas itu dengan martil pada Selasa malam (4/7/2023) sekitar pukul 23.00. Motivasinya yakni untuk membuat akses baru untuk bongkar muat barang. “Karena pelaku juga tukang bantu angkut barang pedagang, jadi dia bermaksud membuat akses,” ucapnya.
Menurut Erustiana, pelaku belum paham bahwa perbuatannya itu merupakan perusakan aset negara. Pada akhirnya, pihaknya melakukan mediasi antara pelaku, pedagang dan kelurahan setempat. “Diselesaikan dengan mediasi, dan pelaku siap untuk memperbaiki kerusakan,” ungkapnya.