BANJAR, RADARTASIK.ID – Sektor pertanian Kota Banjar menjadi sorotan tingkat nasional. Terlebih belum lama ini Wali Kota Banjar Hj Ade Uu Sukaesih menerima penghargaan Satya Lencana Wira Karya.
Raihan itu menambah perhatian di tingkat provinsi hingga nasional. Mengingat status kota yang disandang Kota Banjar menjadi tanya besar, kenapa daerah otonomi kota lebih didominasi sektor pertanian.
Hal itu juga menjadi perhatian Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). “Kita dapat info bahwa 70 persen masyarakat Kota Banjar itu hidup dari pertanian. Ini sangat menarik,” ujar Ketua Umum KTNA H Muhammad Yadi Sofyan Noor SH, Selasa 4 Juli 2023.
Baca Juga:Pipa PDAM di Kota Banjar Sudah Ada Sejak Zaman Belanda, Wali Kota: Perlu RevitalisasiSekolah Favorit Jadi Buruan pada PPDB, Sehari Dibuka Sudah Ada Ratusan yang Daftar di Kota Banjar
H Muhammad Yadi Sofyan Noor menuturkan, apa yang diraih dan dimiliki Kota Banjar menjadi salah satu momentum untuk menggerakan daerah lain. Dimana sektor pertanian salah satu penopang hidup bangsa Indonesia.
“Artinya dalam kondisi sulit kita sudah mengalami Covid-19 dan macam-macam bisa tetap bertahan. Ini menjadi salah satu momentum kita untuk menggerakan daerah lain. Contohlah Banjar. Potensi itu yang mau kita pelajari, kok bisa orang Banjar hidup dari pertanian,” kata dia.
Turunkan Tim untuk Belajar Sektor Pertanian
Rencana ke depan, KTNA akan menurunkan tim untuk belajar di Kota Banjar. Tim yang diturunkan akan mengangkat kesejahteraan warga yang di hidup dari pertanian.
“Artinya kehidupan di Banjar dengan dasar hidup bertani mapan dalam hidup. Nanti kesejahteraannya yang kita kejar, kesejahteraannya gimana? Orang Banjar sehat-sehat berarti hidup makmur sejahtera,” kata H Muhammad Yadi Sofyan Noor.
H Muhammad Yadi Sofyan Noor juga mengapresiasi visi Kota Banjar yakni Dengan Iman dan Taqwa Kita Wujudkan Kota Banjar Yang Bersih Pemerintahannya, Sejahtera Masyarakatnya, Asri Lingkungannya Menuju Banjar Agropolitan.
“Jadi memang ini kan jadi (Kota Banjar) daerah pintu lewatnya antar provinsi, saya pikir itu harus dikembangkan. Itu akan meningkatkan produk dan kualitas barang kita artinya nilai tambah dari pada petani ini otomatis akan ikut naik,” kata Sofyan.