RADARTASIK.ID — Nama Alhambra yang kini digunakan sebagai nama hotel baru di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya memiliki sejarahnya tersendiri.
Alhambra merupakan nama salah satu Kerjaan Islam di Eropa, tepatnya di wilayah Andalusia, yang kini kita kenal sebagai Spanyol.
Sejarah Istana Alhambra
Istana Alhambra didirikan oleh Sultan Granada yang bernama Yusuf I. Menurut beberapa sumber, nama Alhambra berasal dari Bahasa Arab Al-Hamrā yang berarti merah.
Baca Juga:Ternyata, Konsep Hotel Bintang 4 di Tasikmalaya Ini Terinspirasi dari Kerajaan Islam Alhambra di AndalusiaKejaksaan Negeri Ciamis Terima Salinan Putusan MA Terkait Banding Atas Putusan Bebas Pengadilan Tipikior dalam Kasus Korupsi Finger Print
Ada alasan mengapa nama itu dipilih oleh Sultan Yusuf. Yakni bahan baku pembuatan istana itu sendiri yang menggunakan tanah merah. Setelah jadi bangunan istana juga tampak kemerahan. Namun karena diterpa sinar matahari sekian lama, waena bangunan berubah menjadi kecoklatan dan kekuningan.
Berdasarkan sejarahnya, sebelum menjadi istana Alhambra merupakan sebuah benteng kecil tanpa nama di atas bukit Al-Sabika dengan pemandangan wilayah Kota Granada.
Pada tahun 899 Masehi benteng itu dibangun bangsa Romawi untuk mengawasi potensi serangan musuh. Lokasinya yang berada di atas bukit menjadikan benteng ini memang strategis untuk pengawasan.
Namun, seperti dilansir Britanica, sekitar dua abad kemudian Bangsa Romawi terlibat peperangan dengan Bangsa Moor dari Afrika Utara dan mengalami kekalahan.
Ibn Al-Ahmar, pendiri dinasti Nasrid kemudian merebut benteng kecil itu dan merombaknya menjadi sebuah benteng besar sekitar tahun 1.230 Masehi. Kemudian pada tahun 1.333, keturunannya yang bernama Sultan Yusuf I atau Sultan Granada mengubah benteng itu menjadi sebuah kompleks istana megah dinatas bukit dengan total luas 14 hektare.
Jatuhnya Istana Alhambra ke Tangan Isabela I dan Ferdinand II
Kepemimpinan Dinasti Bani Umayah di Andalusia atau Spanyol mulai mengalami kejatuhannya setelah terjadi konflik internal antarbangsawan istana.
Ditambah lagi saat itu ada serangan dari Kerajaan Kastila yang dipimpin Isabela I dan Ferdinand II pada tahun 1482 hingga 1492. Hal ini membuat kerajaan semakin lemah dan akhirnya berhasil ditaklukan.