TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ide Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah memanfaatkan mahasiswa IPDN yang magang di Kota Tasikmalaya untuk memperbaiki data kemiskinan dinilai cemerlang.
Sanjungan itu disampaikan Kepala Departemen Tata Kelola Urusan Publik (Takeup) Perkumpulan Inisiatif Bandung Nandang Suherman kepada Radar, pada Senin (3/7/2023).
“Hasil kerja IPDN itu luar biasa dan pasti bermanfaat, dan kedua, dilakukan secara singkat dan efektif dan murah. Tanpa biaya, hanya MoU Pemkot dengan kampus, tidak menjadi program, ini murah. Sehingga saya respect dan apresiasi kebijakan Pj Wali Kota (Tasikmalaya),” sanjung Nandang.
Baca Juga:Data Kemiskinan Kota Tasikmalaya Ternyata Tidak Seluruhnya Valid, Ada 16.000 Warga yang Tidak Miskin Tapi Tercatat Sebagai Warga MiskinMemperingati Hari Bhayangkara ke-77, Polri Harus Semakin Presisi
Nandang sendiri memang mengaku heran selama ini Kota Tasikmalaya dinobatkan sebagai daerah termiskin ke-3 di Provinsi Jawa Barat.
Padahal dalam pandangannya pertumbuhan ekonomi Kota Tasikmalaya terbilang pesat. Bahkan jauh meninggalkan kabupaten/kota di sekitarnya.
“Bagi saya pribadi memang agak aneh. Di tengah Kota Tasikmalaya laju pertumbuhan ekonomi tinggi, perkembangan kota, tingkat keramaian dan transaksi relatif tinggi, kemiskinan paling tinggi ketiga se-Jabar. Nah, dengan adanya akurasi ini semakin mendekati angka real dalam menjadi panduan Pemkot untuk mengeksekusi kebijakan,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Radar, dari hasil verifikasi dan validasi mahasiswa IPDN, jumlah warga sangat miskin di Kota Tasikmalaya berjumlah 2.593 kepala keluarga, kemudian warga miskinnya 7.649 kepala keluarga, dan warga rentan miskin 13.300 kepala keluarga.
Menurut Nandang inovasi Pemkot khususnya Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah yang memanfaatkan mahasiswa magang untuk meningkatkan akurasi data kemiskinan merupakan gebrakan yang patut diapresasi. Sekarang, tinggal bagaimana tindaklanjut setelah data tersebut dimiliki.
“Dengan kerja IPDN tunjukan data yang bisa verifikasi dari 40 ribu sekian, dibagi 4 kategori, sangat miskin, miskin, dekat miskin, tidak miskin. Setelah divalidasi ada kurang lebih margin tinggi yang semestinya tak masuk dalam 3 kategori berdasarkan indikator yang sudah dibuat oleh pemerintah. Totalnya mencapai 16 ribu sekian KK. Sehingga, kalau dikurangi itu, dari tadinya Regsosek 40 ribuan, berarti 23 ribuan KK yang benar-benar perlu dibantu,” sebutnya.