TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – SMAN 1 Tasikmalaya melaksanakan sedekah daging kurban sebanyak 1.830 ganting pada Idul Adha 1444 H. Tentunya itu wujud meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan semangat berbagi antar sesama. Hal itu disampaikan Kepala SMAN 1 Tasikmalaya Dr H Yonandi SSi MT kepada Radar, Sabtu (1/7/2023).
Kata Yonandi, SMAN 1 Tasikmalaya yang memasuki usia ke-66 tahun bersyukur dapat melaksanakan 8 ekor sapi untuk kurban. Hal itu wujud kesadaran dan pembiasaan guru dan tenaga kependidikan, komite sekolah, alumni, purna bakti, orang tua siswa, dan siswa.
“Dalam melaksanakan kurban kali ini kita menggandeng warga sekolah, purna bakti, alumni, orang tua siswa. Sehingga dapat mengurbankan 8 ekor sapi untuk sedekah daging kurban sebanyak 1.830 ganting,” katanya.
Baca Juga:Unsil Tasikmalaya Siapkan Kuota 1.042 untuk Jalur MandiriSMAN 10 Tasikmalaya Galakan Sedekah One Day One Koin, Berkurban untuk Berbagi Sesama
Dengan berkurban ini, manfaatnya mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Karena ibadah tidak hanya mendirikan salat saja, namun untuk menyempurnakan dengan berkurban. Selanjutnya juga dengan berkurban dapat meningkatkan kepedulian. Dengan demikian, memberikan semangat berbagi kepada sesama.
“Jadi dengan kegiatan kurban ini kita bisa berbagi tidak hanya di internal sekolah. Juga masyarakat sekitar sekolah,” ujarnya.
Lebih lanjut, karena kurban ini bermanfaat baik. Sehingga menjadi program pembiasaan semua warga sekolah, baik guru dan tenaga kependidikan serta siswa.
Kalau siswa sebagai pembelajaran kurban. Tentunya untuk memberikan kesadaran kepada para siswa pentingnya berkurban. “Sekolah tidak pernah memaksa atau meminta untuk siswa berkurban. Hanya menginformasikan kakak kelas kalian dulu sukses ini karena melakukan pembiasaan berkurban secara mandiri dan sadar tidak paksaan sekolah,” katanya.
“Sehingga sekolah tidak ingin siswa belajar meminta dari orang tua, tetapi dari menyisihkan dari tabungan atau uang jajan untuk beli sapi secara mandiri,” tambahnya.
Untuk guru dan tenaga kependidikan, melakukan gerakan menabung kurban sesuai kemampuan. Hal itu merupakan hasil kesepakatan, minimal mereka di di tahun ketiga bisa berkurban. Lalu, guru dan tenaga kependidikan ingin setiap tahunnya bisa berkurban.