TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya bersama Pemerintah Kota Tasikmalaya dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melaksanakan kegiatan Gerakan Pangan Murah di Halaman GOR Sukapura Dadaha Kota Tasikmalaya, Senin-Selasa (26-27/6/2023).
Program nasional tersebut dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan menjelang hari raya Idul Adha 1444 Hijriah.
Dalam gerakan pangan murah tersebut tersedia berbagai komoditas bahan pangan seperti beras, minyak goreng, telur ayam, gula pasir, daging ayam, daging sapi, gas elpiji 3Kg, aneka sayur, bawang merah, bawang putih, cabai merah besar.
Baca Juga:Kekosongan 51 Kepala Sekolah Definitif di Kota Tasikmalaya Segera DiisiSDN 2 Gununglipung Luluskan 19 Siswa, Tahun Ajaran Baru Mulai Terapkan Kurikulum Merdeka
Kemudian cabai rawit merah, minyak goreng kemasan, minyak curah dan produk pangan olahan lainnya. Untuk harga beras tersedia Rp 9.400 per kilogram, bawang merah Rp 25.000 ribu per kilo, bawang putih Rp 17.000 per kilogram.
Selanjutnya telur ayam Rp 28.500 per kilo, daging ayam Rp 34.000 per ekor, tepung terigu Rp 9.500 per kilo, minyak goreng curah Rp 13.500 per kilogram, daging sapi Rp 95.000 per kilo, minyak goreng Rp 14.500 dan gula pasir Rp 13.500 per kilogram.
Khusus bagi masyarakat atau pembeli yang melakukan pembelian pakai QRIS ada promo harga dan kesempatan mendapatkan doorprize.
Pj Wali Kota Tasikmalaya Dr Cheka Virgowansyah SSTP ME mengatakan, gerakan pangan murah ini dilaksanakan dalam rangka untuk mengendalikan inflasi, karena ada beberapa komoditas pangan yang harganya tinggi. “Maka perlu pengendalian inflasi, termasuk salah satunya dengan memberdayakan para petani yang ada di Kota Tasikmalaya,” terang Cheka.
Pemerintah, kata dia, harus bisa memastikan ketersediaan pasokan pangan bagi masyarakat. Karena Kota Tasikmalaya bukan daerah penghasil atau distributor pangan, maka ketersediaan dan pengendalian inflasi harus tetap dilakukan.
Salah satu upayanya, dengan adanya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pangan, yang bekerja sama dengan para petani untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan. Sehingga pedagang nanti di pasar menjual kebutuhan pangan berdasarkan pasokan yang ada di BUMD Pangan ini.
“Harapannya kita punya gudang di beberapa tempat. Kota Tasikmalaya, bukan daerah penghasil melainkan etalase maka pangan yang dipajang ini pasokannya harus mencukupi, dan ketersediaan bisa dikendalikan,” ungkap dia.