CIHIDEUNG, RADSIK – 161 data pemilih tak jelas alamat lengkap dan keberadaan faktualnya di Kota Tasikmalaya. Kendati demikian KPU tetap mencantumkannya di Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 melalui rapat pleno di Hotel Horison, Rabu (21/6/2023).
Rapat pleno tersebut dihadiri oleh para unsur Bawaslu, partai politik, kepolisian dan beberapa stake holder terkait pemilu. KPU pun memaparkan hasil pengolahan data per kecamatan sampai dengan total data pemilih di Kota Tasikmalaya.
Ada beberapa persoalan yang muncul keterkaitan akurasi data pemilih. Salah satunya sebagian data pemilih yang tidak jelas, di mana alamat RT dan RW terisi dengan angka 000.
Baca Juga:3 Sepeda Motor Remaja Ugal-ugalan di HZ Mustofa Diamankan, Garang di Jalan Mendadak Ciut di Depan Polisi2 Sepeda Motor Tabrakan di Kawalu Tasikmalaya, Satu Korban Warga Bandung Meninggal
Hal itu menjadi sorotan Bawaslu, di mana pihaknya mendapati ada 161 data anomali. Di mana alamat mereka tidak jelas dan saat dicek ke lapangan pun keberadaannya tidak jelas.
Ketua Bawaslu Kota Tasikmalaya Ijang Jamaludin mengatakan persoalannya bukan sekadar keterangan RT dan RW yang tidak jelas. Namun secara faktual keberadaan mereka belum bisa dibuktikan. “Karena orangnya tidak ada, dan warga di alamat-alamat tersebut tidak mengenal 161 nama tersebut,” katanya.
Pihaknya sempat merekomendasikan agar 161 itu dicoret atau diperbaiki terlebih dahulu. Supaya tidak menimbulkan persoalan ke depannya. “Ini harus ada kejelasan dulu,” ucapnya.
Serupa halnya dengan data pemilih yang keterangan dari warga sudah meninggal namun masih masuk DPT. Pihaknya merekomendasikan segera dicoret dengan catatan stake holder terkait segera menerbitkan surat kematiannya. “Khawatirnya nanti bisa dipermasalahkan karena orang yang sudah meninggal tetap masuk DPT,” ucapnya.
Terkecuali, jika semua pihak sepakat tidak akan menjadikan masalah-masalah itu sebagai persoalan. “Kalau semua sepakat khususnya dari parpol,” ucapnya.
Menanggapi itu Ketua KPU Kota Tasikmalaya Dr Ade Zaenul Mutaqin mengatakan bahwa untuk 161 data anomali pihaknya mengacu pada data kependudukan. Meskipun secara faktal pemilih itu belum ada kejalasan, namun secara kependudukan mereka warga Kota Tasikmalaya. “Data dari kependudukannya orang-orang itu ada,” ucapnya.