Beberapa kasus yang telah ditangani Dinkes, lanjut Asep, relatif membaik. Apalagi gejalanya sudah ditemukan ketika perkembangan bakteri masih dini. Anggota Dewan Pengawas RSUD dr Soekardjo ini menyebut dari tahun ke tahun memang ditemukan adanya kasus sifilis. Hanya saja tidak sampai menyentuh 10 temuan setiap tahunnya.
“Itupun muncul, karena memang kita akan menggencarkan eleminasi 3 penyakit pada ibu hamil, yaitu HIV, sifilis dan hepatitis B. Itu bisa kita tracing dan terapi. Ketika terkena infeksi menular seksual, ia punya probabilitas tertular HIV, juga oleh sifilis ini. Maka penangannanya kita langsung lakukan agar ibu hamil terhindar virusnya,” papar dia.
Seperti diketahui Kementerian Kesehatan merilis data hasil testing masif terkait Sifilis sejak tahun 2018 sampai 2022. Hasilnya Provinsi Jawa Barat menempati urutan kedua tertinggi di Indonesia. Dari 305.816 testing yang dilakukan di wilayah Jawa Barat, ditemukan 3.186 kasus positif sifilis, kemudian ada 1.500 di antaranya mendapatkan pengobatan.