Namun sorotan menjadi berkembang menjadi kegagalan pemerintah era kepemimpinan H M Yusuf yang gagal dalam perencanaan. Padahal menurutnya perencanaan sudah ada dan pembangunannya pun sudah selesai, hanya saja pemerintahan saat ini tidak bisa menjaga dan melanjutkannya. “Secara otomatis sikap pemerintah saat ini malah mencoreng kepemimpinan H Yusuf, ada kepentingan apa ini?,” terangnya.
Dia pun heran dengan situasi Pemnkot Tasikmalaya saat ini, khususnya dalam penataan Cihideung. Karena kondisi Jalan Cihideung saat ini sudah menyimpang dari perencanaan. “Kondisi saat ini saya lihat sangat jauh dari perencanaan,” ucapnya.
Disinggung Pemkot yang mempertimbangkan penempatan PKL yang sebelumnya sudah terbiasa berjualan di Jalan Cihideung, menurutnya itu tidak adil. Karena artinya Pemkot mengorbankan kepentingan ratusan ribu warga untuk menjaga 231 pedagang. “Artinya kan Pemkot memprioriotaskan kepentingan PKL ketimbang kepentingan publik,” katanya.
Baca Juga:Polling Pilkada 2024 Tidak Mengikat, Tapi BermanfaatKota Tasikmalaya Terasa Tanpa Walikota, Cheka Virgowansyah Kurang Dikenal
Untuk mengembalikan nilai estetika pedestrian, menurutnya Jalan Cihideung butuh rasa malu dari pemerintah yang tidak konsisten menjaga estetika. Jalan Cihideung butuh rasa malu dari para pedagang yang tidak tertib. “Dan penataan Jalan Cihideung butuh rasa malu dari pengunjung agar tidak seenaknya membuang sampah atau merusak sarana yang ada,” ucapnya.(rga)