TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Munculnya rekomendasi DPC PPP Indramayu agar PPP mengusung Uu Cawapres Ganjar menuai berbagai respons. Di satu sisi rekomendasi itu baru dukungan parsial satu daerah, namun di sisi lain Uu dianggap sebagai kader potensial yang layak mendampingi Ganjar Pranowo.
Sekretaris DPC PPP Kota Tasikmalaya Zenzen Jaenudin mengaku belum bisa banyak berkomentar mengenai rekomendasi Uu Cawapres Ganjar. Pasalnya, gerakan itu baru secara parsial dari Indramayu. “Itu kan baru di Indramayu saja,” terangnya.
Maka dari itu dalam hal ini DPC PPP Kota Tasikmalaya menilai belum perlu bersikap. Terkecuali sudah ada kebijakan siapa kader PPP yang diusung sebagai pendamping Ganjar. “Kita menunggu saja dulu kepastian dari DPP,” ucapnya.
Baca Juga:MAHAL! Rp 11 Miliar Hanya Untuk Menghias Lapak PKL di CihideungAgus Wahyudin Dukung Uu Jadi Cawapres Ganjar di Pilpres 2024
Dalam hal ini Zenzen belum bisa bicara mengenai layak tidaknya tentang Uu Cawapres Ganjar di Pilpres. Hanya saja politik itu dinamis ditambah dengan banyak kader-kader PPP di tingkat nasional.
Lain halnya dengan Kader PPP sekaligus Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Agus Wahyudin dukung agar Uu Cawapres Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 mendatang.
Hal itu diungkapkan H Agus Wahyudin usai muncul dorongan dari DPC PPP Indramayu. Menurutnya sangat wajar mengingat saat ini Uu merupakan salah satu kader terbaik PPP, khususnya di Jawa Barat. “Jadi sangat wajar jika beliau diusulkan jadi Cawapres,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Kang AW ini juga menilai Uu Ruzhanul Ulum memang kader potensial PPP. Makanya H Agus Wahyudin Dukung Uu Cawapres Ganjar pada Pilpres 2024 mendatang. “Sebagai kader PPP saya juga tentu mendukung,” terangnya.
H Agus Wahyudin dukung Uu Cawapres Ganjar bukan karena faktor kedekatan saja. Menurutnya secara pengalaman baik dari sisi politik maupun pemerintahan, menurutnya Wakil Gubernur Jawa Barat tersebut sudah mumpuni.
Disinggung soal persaingan politik level nasional lebih ketat, menurutnya bukan persoalan berarti. Karena figur-figur di tingkat nasional pun tidak merintis karier secara instans. “Presiden Jokowi saja dulunya Walikota Solo bisa jad Presiden,” katanya.