BANJAR, RADARTASIK.ID – Puluhan emak-emak pedagang dan pengusaha menggeruduk proyek Jembatan Parungsari Kota Banjar. Mereka menuntut kompensasi yang ditimbulkan dari proyek Kementerian PUPR itu.
Tuntutan kompensasi disampaikan karena mereka merasa dampak yang ditimbulkan sangat terasa. Mulai dari meledaknya operasional sehari-hari hingga menurun drastisnya pendapatan para pedagang.
Tak hanya itu, emak-emak juga menyayangkan jawaban perwakilan perusahaan penyedia jasa.
Baca Juga:SIAP-SIAP! Ada Lowongan Kerja di Kota Banjar, Pabrik Ini Bakal Serap Ratusan PekerjaKasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman ke Kota Banjar, Ingatkan Prajurit Soal Ini
“Kenapa tidak ada kompensasi, padahal perusahaan besar. Tidak ada tanggung jawab sama sekali. Proyek kecil aja ada, masa ini enggak,” ujar Resa Septiani, apoteker Parungsari, Rabu 7 Juni 2023.
Resa menyebut, proyek Jembatan Parungsari dirasakan sekali dampaknya. Terutama dari sisi pendapatan usahanya yang turun drastis.
“Bukan cuma turun, tapi drastis. Anjlok. Turun. Omset biasa jutaan jadi Rp 400 ribu. Bahkan untuk bayar pegawai pun belum ada sampe sekarang. Penurunan ini sejak awal ditutupnya jembatan,” katanya.
Pedagang Sampai Tutup Dampak Proyek Jembatan Parungsari
Hal senada dirasakan pedagang makanan di Lingkungan Parungsari, Nina. Ia mengaku gereget dengan perusahaan yang tidak ada sama sekali kompensasi.
Warga terdampak proyek Jembatan Parungsari sudah beberapa kali melayangkan surat. Tetapi tidak ada respon.
“Gereget sekali. Silakan ke kelurahan dan Pemkot Banjar, kemudian disampaikan ke perusahaan, tapi tidak ada kelanjutan. Menunggu-menunggu,” kata Nina.
Yoni Ciken yang sehari-hari berdagang ayam goreng tepung sampai harus menutup dagangannya. “Chicken gak jualan sama sekali. Drastis tidak ada yang beli, karena yang beli rata-rata dari Alun-Alun Kota Banjar kesini,” katanya.
Baca Juga:Jemaah Haji Asal Kota Banjar Mulai Berangkat, Akan Ada Kloter SelanjutnyaJelang Idul Adha 2023: Jangan Khawatir! Sapi di Kota Banjar Bebas PMK, Dinas Lakukan Ini
Pelaksana Lapangan proyek Jembatan Parungsari Dede Kurnia menyampaikan secara tegas bahwa tidak ada dana kompensasi dari perusahaan untuk warga terdampak. Bahkan dia menyebut sudah tidak ada lagi sosialisasi.
“Tidak ada sosialisasi lagi. Tidak ada kompensasi atau kebijakan dari perusahaan. Dari awal seperti itu. Bertelvon pun tidak ada dana kompensasi untuk masyarakat. Kami tidak ada dana kompensasi untuk itu. Hanya memfasilitasi anak sekolah,” ucap Dede Kurnia kepada emak-emak .**