GARUT, RADARTASIK.ID – Penyakit LSD mengancam hewan ternak di Kabupaten Garut menjelang Idul Adha. Virus ini lebih berbahaya daripada penyakit mulut dan kuku (PMK).
Bupati Garut Rudy Gunawan pun memberikan peringatan kepada seluruh peternak dan penjual hewan kurban di Kabupaten Garut untuk mewaspadai penyakit LSD.
Rudy Gunawan menganggap penyakit LSD adalah ancaman serius bagi kesehatan hewan ternak Kabupaten Garut. Dia sudah menerjunkan dinas teknis untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
Baca Juga:Pengelola Desa Wisata dan Homestay Kabupaten Garut Dididik, Ini Yang Diinginkan DisparbudPara Guru PPPK Kabupaten Garut Pertanyakan Pelantikan, Ini Jawaban BKD
”Jadi kita sudah minta bantuan ke pemerintah pusat untuk uji labnya,” ujar Bupati Garut, Selasa 6 Juni 2023.
Rudy Gunawan mengungkapkan penyebaran penyakit LSD pada hewan ternak sudah muncul di Kecamatan Bayongbong. Pihaknya juga sedang mengidentifikasi penyebaran di kecamatan lainnya. ”Tapi kemarin ada dua sapi yang LSD,” ucapnya.
Apa Itu Penyakit LSD?
Mengutip dari situs resmi pertanian.go.id, penyakit LSD atau lumpy skin disease merupakan penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV).
LSDV adalah virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae. Virus tersebut umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau.
Sejauh ini, belum ada temuan terkait penyakit kulit berbenjol itu yang menyerang ruminansia lain seperti kambing dan domba.
Penularan penyakit LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit. Namun virus LSD juga diekskresikan lewat darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen serta susu.
Penyakit kulit berbenjol itu pertama kali muncul di Zambia, Afrika pada tahun 1929. Lalu penyakti LSD terus menyebar di benua Afrika, Eropa dan Asia.
Baca Juga:Desa Cinta Wakili Kabupaten Garut untuk Bersaing di Jawa BaratGedung PKL 1 Kabupaten Garut Terbengkalai, Kumuh dan Kotor, Apa yang Akan Dilakukan Bupati Rudy Gunawan?
Pada 2019, penyakit LSD muncul di China dan India. Kemudian setahun setelahnya dilaporkan muncul di Nepal, Myanmar dan Vietnam.
Pada 2021, penyakit kulit berbenjol itu telah dilaporkan di Thailand, Kamboja dan Malaysia.