TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Presidium Pusat Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (MA IPNU) Idy Muzayyad meminta IPNU tidak cepat berpuas diri. Meski, saat ini telah banyak alumninya yang sukses pada berbagai bidang.
Ia pun mengutip pernyataan pendiri IPNU, Prof Tolah Mansur, bahwa organisasi pelajar itu didirikan untuk menciptakan manusia yang berilmu dan dekat dengan masyarakat. Bukan dengan kaum elit.
“Kuncinya berilmu. Karena kaum terdidik dekat dengan publik, bukan elit. Relevan dengan tugas dan tanggungjawab sebagai insan, itu saya kira mendasar sekali. Ukuran keberhasilan kaderisasi itu ketika seorang alumni berilmu dan dekat masyarakat dalam menerapkan keilmuannya,” kata Idy saat halal bihalal MA IPNU di Hotel Horison, Minggu (4/6/2023).
Baca Juga:5 Pria Bersama 1 Wanita Terciduk di Kamar Kos, 3 Pasang Remaja Juga Pesta MirasDewan Heran Insentif Nakes Belum Dibayar, Padahal Anggarannya Sudah Dibahas Tahun Lalu
Ia pun menekankan alumni yang sudah eksis, baik itu bertugas menjadi abdi negara, petugas pemilu, anggota legislatif, maupun pengurus pesantren, harus sering berkomunikasi satu sama lain.
“Saya setuju kalau alumni IPNU sering komunikasi, karena kalau sudah ada diskusi pertemuan, gesekan ide, akan hasilkan sesuatu yang bisa digerakan dan menjadi kemanfaatan bagi masyarakat luas,” katanya.
Alumni, lanjut Idy, mesti jadi penggerak penyelesaian sosial di daerahnya. Isu populis di Kota Tasik harus disuarakan. Mulai kemiskinan, pengangguran, sampah, juga moralitas. Alumni wajib hadir menjadi bagian dari solusi, bukan menjadi masalah.
“Pengejawantahan dari trilogi IPNU, belajar, berjuang dan bertakwa, mesti diterjemahkan untuk berjuang bersama masyarakat menghadapi persoalan di daerah, dan sinergi dengan pemerintahnya,” tegas dia.
Disinggung kaitan Pilkada 2024, Idy yang merupakan Bappilu DPP PPP wilayah Jawa Barat menekankan posisi organisasi MA IPNU netral.
Hanya saja, ketika ada kader internal potensial, mesti didorong untuk maju supaya kebijakan daerah bisa selaras dengan prinsip yang ditanamkan kepada para kader IPNU.
“MA IPNU bagaimana lakukan pengkajian, bila perlu survey elektabilitas, kalau sudah mengerucut silakan didorong kenapa tidak kita support kader internal,” ujarnya.