TASIKMALAYA – RADARTASIK.ID – Seorang bocah perempuan di Tasikmalaya yang masih usia pelajar SMP kena wikwik saat main tiktok. Gilanya lagi, pelaku merupakan pamannya sendiri dan dia lakukan berulang kali.
Pelaku sebut saja Bandot (nama samaran), pria berusia 47 tahun itu kini harus mendekam di balik jeruji besi Polres Tasikmalaya Kota. Hal itu akibat perbuatan asusila yang dia lakukan terhadap keponakannya sendiri.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Sy Zainal Abidin SIK menerangkan pelaku sudah mengakui perbuatannya tersebut. Bandot telah melakukan tindakan asusila kepada keponakannya. Pelaku menerangkan bahwa memang telah melakukan tindakan pencabulan terhadap korban,” ungkapnya kepada wartawan, Kamis (1/6/2023).
Baca Juga:Anggaran 11 Miliar Cihideung Mubazir, Pendapatan Malah HilangInnalillahi, Jamaah Haji Asal Tasikmalaya Meninggal
Aksi cabul Bandot tersebut sudah terjadi sejak tahun 2021 di mana korban masih duduk di bangku SD. Saat itu korban kena wikwik saat main tiktok di rumah pelaku. “Sewaktu korban sedang memainkan HP-nya,” ujarnya.
Saat itu, kata Zainal, korban sempat meminta pelaku untuk tidak melakukannya namun pelaku menyuruhnya untuk diam dan tidak melawan. Bagaimana pun korban masih bocah kecil di mana tenaganya tidak cukup untuk melakukan perlawanan. “Meskipun korban merasa kesakitan, pelaku tetap melakukannya,” terangnya.
Aksi cabul wikwik saat main tiktok itu tampaknya baru permulaan saja karena Bandot melakukan perbuatan bejadnya itu berulang kali hampir setiap malam selama kurang lebih dua tahun. Terakhir yakni 30 Mei 2023 sekitar pukul 22.00 di rumah pelaku. Saat ini korban sudah duduk di bangku SMP atau berusia 14 tahun.
Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, korban memang tinggal satu rumah dengan pelaku. Saat ini pelaku memang memiliki istri, namun setiap harinya mereka tidak tidur satu kamar. “Pelaku suka tidur satu kamar dengan korban,”
Secara fisik, Bandot memang tidak lagi muda namun kasus wikwik saat main tiktok itu bisa dia lakukan hampir setiap malam. Zainal menuturkan bahwa setiap akan melampiaskan nafsu bejatnya, Bandot selalu mengonsumsi obat kuat. “Pelaku juga memberi pil KB kepada korban karena takut korban hamil,” katanya.(*)