Untuk nilai transaksi, total transaksi selama 5 hari, 13.000-15.000 THB (Rp 6.500.000) untuk produk teh 100-150 pcs. Produk yang paling diminati antara lain:
1. Tea Blend (senandung senja, jeda, gelora, stayfit, kasmaran)
2. Pure Tea (black tea, green tea)
3. Pure Tisane (butterfly pea, sappan wood)
Sementara itu produk hasil pertanian potensi transaksi ada di bumbu makanan di beberapa negara besar seperti Korea, Arab Saudi, Singapura, dan Jepang.
Potensi transaksi keseluruhan sekitar 200.000 USD (sekitar Rp 2-3 miliar), untuk pengiriman 1 palet 300.000 kaleng.
Baca Juga:Asyik! Cleaning Service Bisa Jadi PPPK Tahun Ini, Lapor ke SiniJunimart Girsang Bahas Pengangkatan Honorer Jadi PPPK, Tampung Pengaduan Online
Noneng Komara Nengsih menerangkan, dalam prosesnya, Pemerintah Provinsi Jabar khususnya bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag, memiliki berbagai macam program guna mendorong para pelaku usaha untuk melakukan kegiatan ekspor yaitu mengadakan program pelatihan untuk para pelaku usaha dari mulai tingkat dasar, mahir sampai dengan tingkat lanjutan.
Lalu memiliki program memberikan fasilitas promosi dan misi dagang bagi para pelaku usaha unggulan dengan mengikutsertakan Pameran Internasional, Business Meeting ataupun Business Matching.
Selain itu kami juga menyediakan pelayanan penerbitan SKA (Surat Keterangan Asal) sebagai salah satu kelengkapan dokumen ekspor. Serta memiliki Layanan Konsultasi Ekspor jika ada permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha.
âHarapannya adalah makin banyaknya produk pelaku usaha unggulan Jawa Barat yang dikenal di kancah internasional sehingga dapat meningkatkan kontribusi ekspor Jawa Barat khususnya dari UMKM,â ujar Noneng.
Wisuda Petani Milenial Jabar
Sementara itu di Bandung, sebanyak 4.095 petani milenial Jawa Barat angkatan tahun 2022 diwisuda di Graha Sanusi Kampus Universitas Padjajaran, Selasa (30/5/2023). Wisuda disaksikan langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang juga penggagas program Petani Milenial.
Kang Emil, sapaan akrabnya mengatakan, 4 095 petani milenial yang diwisuda tersebut merupakan yang masuk kriteria berhasil mengikuti pedampingan secara penuh dan mendapatkan perubahan dari sisi ekonomi.
“Hari ini kami mewisuda 4.095 petani milenial yang masuk kriteria berhasil mengikuti pedampingan secara penuh dan mendapatkan perubahan dari sisi ekonomi,” ujarnya.
Baca Juga:Muncul Usulan Penghapusan Masa Kontrak PPPK, Ini Tanggaan BKPSDPM Kota TasikmalayaLionel Messi Bisa Bantu Barcelona, Xavi Akan Siapkan Posisi yang Diinginkan
Ada empat kategori petani milenial yang hari itu diwisuda, yakni kategori pemula, yang belum berusaha dan belum memiliki pengalaman atau pemahaman tentang bertani. Kategori lanjutan, mereka sudah memulai usaha dan masih dalam tahap pemenuhan kebutuhan dasar. Kemudian kategori madya, yaitu yang sudah berusaha dan masih dalam tahap pemenuhan kebutuhan lanjutan.