RADARTASIK.ID – Maverick Vinales mengingat masa-masa bersamanya di Yamaha. Dan sempat kena mental, kenang Vinales.
Maverick Vinales membahas perkembangan MotoGP dan menganalisis tim-tim dalam kejuaraan dalam sebuah wawancara dengan Lluis Zuniga.
Pembalap Spanyol dari tim Aprilia menjalani musim keduanya dengan tim Italia tersebut. Maverick memulai musim dengan perasaan yang baik dan meskipun dia puas dengan performa motornya, hasilnya belum sepenuhnya memuaskan. Dalam wawancara dengan Lluis Zuniga di saluran YouTube-nya, pembalap asal Catalunya itu berbicara tentang masa-masanya di Yamaha dan bagaimana perasaannya dengan Aprilia, di mana dia berharap bisa mencapai hasil yang gemilang.
Baca Juga:Alvaro Bautista Tak Mau Kembali Ke MotoGP11 Bulan Tanpa Kemenangan, Ada Apa dengan Yamaha?
Untuk memulai, Vinales mengingat tahun-tahunnya di Yamaha. Terutama tahun 2017 di mana dia berubah dari dominan di kejuaraan menjadi putus asa dengan motor. “Tahun 2017 adalah tahun yang sulit. Saya ingat di Le Mans saya mengalahkan Valentino dan pada hari itu saya tidak bisa tidur karena dia adalah idolaku,” kenang Maverick.
“Semuanya mulai berubah setelah Barcelona. Tim meminta saya untuk mempertimbangkan lima rangka dan saya tidak mengerti apa-apa. Saya masih ingat dan saya masih kesal,” ungkap Vinales. “Pada saat itu, kami memiliki motor terbaik. Tetapi mereka memutuskan untuk mengubah beberapa hal dan itu tidak berhasil. Di Barcelona 2017, saya mulai kehilangan gelar juara dunia dengan Yamaha,” argumentasi dari pembalap Spanyol itu.
Maverick Vinales Merasa Lelah di Yamaha
Maverick terus mengingat tahun-tahun itu, dan ia ingat bahwa baik dia maupun istrinya mengalami kesulitan secara mental karena perselisihan yang terjadi dengan merek Jepang. “Tahun-tahun itu sangat merugikan kami secara mental, baik bagi saya maupun istri saya. Bergabung dengan Aprilia adalah perubahan yang drastis,” katanya.
“Mengetahui bahwa masalahnya bukanlah saya adalah lega.” Dan pergantian udara itu sangat baik bagi Maverick yang kembali tersenyum dan menjadi cepat dengan tim Italia, Aprilia. Pebalap Catalunya yang merasa lelah di Yamaha mengatakan bahwa “mengetahui bahwa masalahnya bukanlah saya.” Terkait dengan kurangnya performa yang dialaminya dalam beberapa musim terakhir dengan Jepang.