TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kasus Viral Penganiayaan Siswi SMA Negeri di Tasikmalaya ternyata sebelumnya sudah terjadi kesepakatan Damai, namun hal itu seolah gugur karena ada dugaan orang tua pelaku melakukan intimidasi.
Kuasa hukum korban, Anne Yuniarti SH MH mengatakan bahwa hal tersebut bermula dari adanya candaan di lingkungan sekolah yang berbuah pertengkaran. Saat terjadi cekcok, kliennya menghampiri untuk menengahi namun malah kena pukulan. “Klien saya mengalami luka berdarah,” katanya.
Akibat kejadian tersebut kliennya mengalami luka robek tiga jahitan di pelipisnya. Luka tersebut karena terbentur tembok efek dari pukulan dari Ar. “Jadi lukanya bukan karena pukulan tapi karena kena tembok,” katanya.
Baca Juga:Perhatikan Nih, Pandangan Ulama Soal Penataan CihideungPemkot Masih Bingung Penataan Cihideung, DPRD Dianggap Apa?
Setelah mediasi dilakukan maka terjadi perdamaian dan proses hukum pun selesai dengan restorative justice. Namun beberapa hari setelah itu, orang tua Ar atau pelaku datang ke sekolah. “Datangnya untuk berterima kasih (permasalahan sudah berakhir damai),” ucapnya.
Kendati demikian, saat itu anak- anak yang terlibat dipanggil dan bertemu dengan orang tua Ar. Di situ lah ada ucapan-ucapan yang mengarah pada intimidasi kepada korban. “Makanya keluarga korban tidak menerima,” ujarnya.
Menurutnya ada ketidakadilan juga dari pihak sekolah karena mempertemukan orang tua pelaku dengan anak-anak yang terlibat. Termasuk kliennya sebagai korban dari penganiayaan yang sempat terjadi. “Harusnya orang tua dengan orang tua juga dong,” ucapnya.
Orang tua korban mengetahui adanya intimidasi dari rekaman pembicaraan dari anaknya. Sehingga dia tahu isi percakapan dalam pertemuan tersebut meskipun tidak ikut hadir. “Saya mendengar sendiri rekamannya, kata-kata dari ibu tersebut juga jangankan orang tuanya, kami aja aja mendengarnya ko gitu,” tuturnya.
Intimidasi tersebut berkaitan dengan orang tua pelaku yang memiliki pengaruh dan relasi kuat. Sebagaimana postingan yang viral di media sosial mengenai penganiayaan siswi SMA di Tasikmalaya sebelumnya, dia merupakan salah seorang pejabat di lembaga Kemendikbud.