PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Ratusan ekor sapi di Kabupaten Pangandaran terkena penyakit cacar sapi atau lumpy skin disease (LSD). Setidaknya, ada 245 ekor sapi yang terjangkit.
“Di Kecamatan Pangandaran ada 56 ekor, kemudian Kecamatan Sidamulih 73 ekor, Kecamatan Cimerak 35 ekor, Kecamatan Cijulang 15 ekor, Kecamatan Cigugur 12 ekor, Kecamatan Langkaplancar 8 ekor,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Suryadi, Selasa 16 Mei 2023.
“Kemudian Kecamatan Mangunjaya 15 ekor, Kecamatan Padaherang 5 ekor, Kecamatan Kalipucang 8 ekor dan Kecamatan Parigi 18 ekor,” tambahnya.
Baca Juga:Jembatan Parungsari Kota Banjar Ditutup, Pengendara Bisa Lalui Jalan IniKapan Jalan Anwar Musaddad Diperbaiki? Ini Jawaban Wabup Garut
Kata Suryadi, gejala penyakit cacar sapi yakni demam selama tiga hari, tubuh sapi akan lemah, tidak mau makan dan minum. “Jika sapi bisa melewati masa sakit selama 10 hari pasti akan sembuh,” katanya.
Ia mengatakan, anak sapi yang baru berusia beberapa bulan biasanya tidak akan kuat menghadapi penyakit cacar sapi ini. “Makanya saat indukan dan anak sapi harus pisah dulu saat terjangkit cacar sapi,” ucapnya.
Kata Suryadi, karakter LSD mirip penyakit mulut dan kuku (PMK), yang terjangkit bisa mengalami kekebalan terhadap penyakit itu jika jadi penyintas.
“Sapi ini perlu beberapa pertolongan jika terjangkit, bisa diberi vitamin, diberi susu skim, vitamin ayam petelur dan susu sambung untuk anak sapi,” katanya.
Ia mengatakan, cacar sapi akibat capripoxvirus yang cepat penularannya. Namun risiko kematian rendah jika segera tertangani.
Salah seorang pemilik sapi di Kecamatan Parigi Sadili (50) mengatakan, sapinya mati beberapa waktu lalu karena cacar sapi atau LSD. “Anakan sapi, gejalanya ada bisul-bisul di sekujur tubuh,” jelasnya.
Ia sempat mendapat saran agar memberi minum susu formula, karena anakan sapi tidak mau makan rumput. “Tapi malah langsung mati,” ucapnya.